Disbudparpora Apresiasi Perpusnas Daftarkan Cerita Panji ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Kediri

Disbudparpora Apresiasi Perpusnas Daftarkan Cerita Panji ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Kediri Para seniman saat berkumpul di Museum Airlangga Kota Kediri menggelar diskusi pelestarian cagar budaya. foto: arif kurniawan/ BANGSAONLINE

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota Kediri khususnya Dinas Kean Parwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) mengapresiasi rencana Perpusnas yang berniat mendaftarkan Panji Kediri menjadi warisan Unesco sebagai "Memory of the World" atau MOW. Salah satunya dengan menggelar workshop pelestarian cagar di museum Airlangga Kota Kediri,Sabtu (7/5). Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari penelitian Prof. Wardiman Joyonegoro, penasihat perpustakan nasional.

"Kami sebagai orang yang hidup, lahir dan sekarang tinggal di mana cerita Panji itu dulu ada, kami berkewajiban untuk lebih giat lagi, menggali dan melestarikan serta mengembangkan cerita Panji ini," kata Kepala Disbudparpora Kota Kediri Nur Muhyar.

Dengan adanya Workshop ini, kata Nurmuhyar, pihaknya ingin menggalang persatuan antara seniman dan wan yang ada di kota Kediri untuk berdiskusi. “Kami ingin berdiskusi dan menampung aspirasi seniman dan wan Kota Kediri dan Disbudparpora hanya bisa mewadahi dan memfasilitasi mereka,” ungkap Nurmuchyar.

Lebih lanjut Nurmuchyar menjelaskan Pemerintah Kota belum mendapatkan tembusan secara resmi terkait dengan rencana dari Perpusnas yang saat ini sedang menggalang dukungan untuk mendaftarkan cerita Panji ke Unesco tersebut.

Namun, ia menegaskan cerita Panji bukan hanya persoalan dari daerah mana, sebab cerita panji berkembang dan banyak versi. Dari beragam versi itu, masing-masing mempunyai potongan, fragmen, misalnya, cerita Ande-ande Lumut, Yuyu Kangkang, maupun mbok rondo Dadapan, hingga pengembaraan Pangeran Inu Kencana.

Ia juga tidak mengklaim cerita Panji dari Kediri, namun di Kediri juga masuk dalam historis cerita Panji, yang ditelusuri dari berbagai peninggalannya. Misalnya, Goa Selomangleng, Taman Sekartaji, hingga nama daerah di Kota Kediri.

"Cerita Panji itu kaya versi dan kaya fragmen, ada potongan tertentu, dan dari cerita besarnya ditampilkan potongan-potongan, tapi biasanya sama, hanya menggunakan dialeg yang beda, bahasa yang beda," ujar Nur.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO