Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - "Wa-idzaa raaa alladziina asyrakuu syurakaa-ahum qaaluu rabbanaa haaulaa-i syurakaaunaa alladziina kunnaa nad’uu min duunika fa-alqaw ilayhimu alqawla innakum lakaadzibuuna. Wa-alqaw ilaa allaahi yawma-idzin alssalama wadhalla ‘anhum maa kaanuu yaftaruuna."
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Setelah sebelumnya membicarakan tanggungjawab seorang pemimpin, ayat studi ini membicarakan para penyembah dan yang mereka sembah. Terjadi perang mulut, saling mengutuk dan memepersalahkan. Para pengikut itu mengolok seperti ini: "Kamu berdusta merayu saya agar mengikuti kamu. Nyatanya salah dan kita disiksa oleh Tuhan. Bangsat, penipu, penjahat dan sebagiannya". Jawaban yang diikuti kira-kira seperti ini: "Salah sendiri kamu mau. Toh kami tidak memaksa. Tidak hanya kamu saja yang disiksa, kami juga. Percuma saling menyasalkan, tidak ada gunanya dan tidak bisa mengubah keadaan".
Untuk ini, Hadis berkomentar: "barang siapa menyembah sesuatu, maka dia kan ikut bersama sesuatu tersebut. Barang siapa yang menyembah matahari, maka kelak akan bersama matahari. Yang menyembah bulan, maka akan bersama bulan. Yang menyembah Thaghut, maka akan bersama Thaghut juga". Hadis riwayat Ans ibn Malik ini lantas diriwayatkan ulang oleh Abu Hurairah dengan tambahan, bahwa penyembah Salib juga akan bersama salib pula.
Di hari akhir itu, tidak ada satupun makhluq Tuhan, tidak Nabi dan tidak pula malaikat yang punya kuasa mengatur dan menghakimi umat. Hanya Allah SWT saja yang maha pemutus perkara. Siapa saja, apa saja yang saat di dunia disembah oleh manusia, maka kelak pasti dihadapkan di depan Tuhan dan diminta pertanggungjawaban.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Jika sesembahan itu berupa benda, seperti patung, matahari, rembulan, pohon, maka cepat beres. Mereka cucitangan dan lepas tanggungjawab. "Tuhan, saya ini benda mati dan tidak mengerti soal itu. Itu ulah mereka sendiri". Patung dan sesembahan itu balik ke asal sesuai kehendak Tuhan.
Yang paling berat diperkarakan Tuhan adalah nabi Isa A.S. atau Yesus, hingga ada dialog khusus yang diangkat oleh al-Qur'an. Dialog itu untuk memperjelas persoalan, sekaligus memberi informasi dini akan umat manusia tidak terlanjur terjerumus ke keyakinan sesat. Dialog tersebut sengaja diangkat oleh Tuhan karena Nabi satu ini disembah oleh banyak manusia, sehingga Yesus merasa risih dan sungkan di hdapan Tuhan. Lalu lepas tanggungjawab dan melempar persoalan ini kepada para pengikutnya.
Tuhan bertnya: "Hai Isa, apa kamu pernah memerintahkan manusia agar menyembah kamu dan ibumu?". Yesus menjawab: "mahasuci Engkau ya Tuhan, andai benar aku berkata demikian, Engkau pasti tahu. Justru aku perintahkan mereka agar hanya menyembah Engkau saja. Engkau adalah Tuhanku dan Tuhan mereka. Entah lagi jika kejadian itu terjadi setelah aku mati. Tentu bukan salahku, karena Engkau Maha mengurus segalanya".
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Dialog itu selengkapnya ada pada akhir surah al-Maidah yang isinya memberi peringatan bagi siapa saja yang menyembah selain Allah SWT. Kaum sufis mengembangkan pesan ayat studi ini kepada ranah ibadah. Bahwa ibadah yang berkonsekuensi mendapat imbalan pahala bila murni hanya untuk Allah SWT semata. Sedikit saja ada riya', mungkin karena untuk menarik simpati publik, seperti sedekah menjelang pemilihan, maka yang didapat hanyalah simpati itu saja. Sedikit saja ada niat tidak benar saat mengadakan khataman jutaan kali, maka al-Qur'an tidak akan memancarkan berkahnya, malah mengutuknya.
Jika pelaku riya' meminta pahala kepada Tuhan saat di akhirat nanti, jawab Tuhan begini: "Lho, setahu Aku sedekahmu itu bukan karena Aku, melainkan karena proyeksi ingin mendapat simpati. Ya sudah, mintalah pahala kepada simpatisanmu itu. Jangan minta kepadaKU. kamu salah alamat". Para malaikat yang berkerumun di samping Tuhan menimpali: "Enak saja, mbok yo mikir. Jika kamu menabung uang di bank "Anu", lalu kamu menarik uangmu di bank lain, apakah kamu akan mendapatkan apa yang kamu ingini?".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News