PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Nasib buruh yang di-PHK PT Tirtajaya Adi Perkasa (TAP) Gempol Pasuruan Jawa Timur hingga kini masih terkatung-katung. Mereka melakukan aksi demo membangun tenda dan mengemis di pinggir jalan raya. “Kasihani kami Pak. Kami tak digaji,” demikian tulisan di kardus wadah uang yang mereka sodorkan kepada orang yang melintas di jalan raya.
Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf sebagai kepala daerah tak kunjung memberi solusi. Padahal kasus ini sudah berbulan-bulan.
Baca Juga: Panas! Wajah Eks Bupati Pasuruan pada Puluhan Gelas Kopi Kapiten Dicorat-coret, Siapa Pelakunya?
Bupati yang yang suka menyanyi dan baca puisi ini pernah berjanji akan bersikap tegas terhadap perusahaan yang menelantarkan karyawan.
”Kami akan selalu mendampingi kalian, kami tidak ingin masyarakat Pasuruan ditelantarkan oleh perusahaan yang hanya mencari keuntungan. Kami akan segera memberi tidakan kepada perusahaan, bila perlu kami usir dari Pasuruan,” kata Gus Irsyad – panggilan Isryad Yusuf - yang adik Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ini dalam pertemuan dengan para buruh aksi ngemis di Gedung Segoropuro yang berada di areal samping Pendopo Bupati Pasuruan pada 11 Maret 2016 lalu.
Namun janji sang bupati sampai sekarang belum ada perkembangan. Sampai-sampai para buruh aksi ngemis tersebut membuat tulisan di baliho besar. Tulisan tersebut menuntut kebijakan para pemimpin di negeri ini. Dalam baliho itu tertulis kata-kata besar: Nasib Kami Lebih Tragis Dari TKI/TKW. MENUNGGU KETEGASAN Pak Jokowi, Kapolri, Kapolda Jatim, Kapolres dan Bupati Pasuruan.
Baca Juga: Sepakat Sahkan P-APBD 2023, Bupati-Wabup dan DPRD Kabupaten Pasuruan Saling Puji Kinerja
Memang di Pasuruan kasus aksi demo sambil mengemis kerap terjadi. Bahkan sejak Januari 2016, ada tiga gelombang buruh yang aksi ‘bangun tenda’.
Pertama, pada 1 Februari 2016, sekitar 75 buruh PT Tirtajaya Adi Perkasa, Gempol, mengemis di jalan sebagai ungkapan keprihatinan. Buruh yang sebagian besar perempuan yang sudah bekerja selama belasan tahun tersebut di-PHK.
Kedua, 11 Februari 2016, puluhan buruh outsorcing PT Indolakto, Pandaan, melakukan aksi bangun tenda di depan pintu pabrik. Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) tersebut menuntut perusahaan mempekerjakan mereka kembali.
Baca Juga: Kantor Balai Desa Ngerong Resmi Pindah ke Pendopo Nggayuh Kamulyan
Meski tidak menambahi aksinya dengan mengemis, aksi buruh ini mengganggu lalu-lintas Surabaya-Malang.
Ketiga, 56 buruh PT Soedali Sejahtera, Pandaan juga membangun tenda depan pabrik dan mengemis.
56 karyawan yang sebagian besar perempuan ini di-PHK karena tidak mau dialihkan menjadi buruh kontrak. Para buruh yang sudah bekerja 18-21 tahun ini di-PHK pada 24 Desember 2015. Sehari kemudian mereka mendirikan tenda.
Baca Juga: Gus Irsyad Harap Bromo Marathon Terus Diselenggarakan Meski Ganti Bupati
Buruh Soedali ini juga menemui bupati di pendopo pada Kamis 7 April 2016. Mereka mendesak bupati memerintahkan kepala dinas untuk mengambil sikap tegas.
Para buruh ini lega karena Dinakersostrans menjanjikan akan memberika Surat Peringatan (SP) 2 setelah sebelumnya SP 1 sudah dilayangkan. Kadisnakersostrans, Yoyok H Sucipto, saat itu mengatakan jika SP 2 tidak digubris pihaknya akan mengambil langkah Laporan Kejadian (LK).
Sebelum aksi di tiga pabrik ini, banyak juga aksi serupa buruh yang dilakukan. Ada yang berhasil mendapatkan haknya, tidak jarang yang gagal.
Baca Juga: Bupati dan Wabup Pasuruan Berharap Program Wak Muqidin Tetap Dilanjutkan Tahun Depan
Mantan Wakil Bupati Pasuruan H Muzammil Syafi’i menyarankan agar Gus Irsyad sebagai bupati proaktif dan sering mengajak duduk bareng kedua belah pihak yang bertikai. Ia minta masalah krusial seperti ini harus segera diselesaikan.
”Kasus ini jangan berlarut-larut karena menjadi sorotan negatif daerah-daerah lain,” kata Muzammil Syafi’i kepada BANGSAONLINE.
Sebagai orang yang pernah memimpin Pasuruan, Muzammil mengaku paham bagaimana menyelesaikan kasus-kasus di Pasuruan. Dia menceritakan semasa dirinya menjabat wakil bupati Pasuruan. Pada waktu itu – tuturnya - terjadi konflik akibat limbah pabrik kulit dengan masyarakat. Dia mengundang pada pihak yang berkonflik diajak diskusi. ”Ternyata bisa diselesaikan dengan baik,” katanya.
Baca Juga: Ribuan Pesilat Ikuti Pasuruan Martial Art Championship, Bupati: Saya Bangga, Junjung Sportivitas
Problem Pasuruan memang kian kompleks. Selain masalah keamanan yang makin runyam juga pelayanan kesehatan dan infrastruktur cukup buruk. Bahkan banyak sekali warga Pasuruan Timur berobat ke Rumah Sakit Probolinggo. Muzammil minta bupati jangan beralasan karena baru satu periode sehingga tak bisa menyelesaikan masalah.
”Itu kan berarti ingin dipilih lagi atau ingin jadi bupati dua periode,” kata Muzammil Syafi’i yang Ketua Fraksi Nasdem-Hanura DPRD Jatim. (afa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News