Petani Cabe di Jember Gagal Panen, Harga Dipastikan Melonjak

Petani Cabe di Jember Gagal Panen, Harga Dipastikan Melonjak

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Akibat musim hujan berkepanjangan, petani cabe di Kabupaten Jember mengalami gagal tanam dan gagal panen. Dampaknya, selama bulan Juli hingga Agustus mendatang, bisa dipastikan kabupaten Jember diprediksi mengalami kelangkaan cabe. Otomatis, lonjakan pada harga salah satu komoditi holtikurtura itu juga akan terjadi hingga 30 persen.

Ketua Koperasi Holtikultura Indonesia Edi Suryanto, kepada sejumlah wartawan menjelaskan, curah hujan di kabupaten Jember dalam beberapa bulan terakhir ini cukup tinggi. Akibatnya, ada sekitar 190 hektar lahan cabe di kabupaten Jember mengalami gagal panen dan gagal tanam.

"Ya akibat curah hujan yang tinggi. Untuk bisa memenuhi kebutuhan cabe, di Kabupaten Jember, pemkab harus meminta kiriman cabe dari Blitar dan Kediri," ungkap Edi.

Lebih lanjut Edi Menjelaskan, selain berdampak pada kenaikan harga di pasaran, kondisi itu juga berdampak terhadap petani yang sudah bekerja sama atau petani cabe yang menjalin kontrak dengan industri. Mereka terancam dijatuhi pinalti hingga pemutusan kontrak.

"Perlu dikatahui, pada bulan Juli mendatang petani Jember harus memenuhi target penyediaan cabe sebanyak 179 ton. Sementara di bulan Agustus sebanyak 230 ton," jelasnya.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga cabe yang signifikan, Edi berharap kepada petani agar mulai menanam cabe pada bulan ini.

"Meski dipastikan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pasar di bulan Juli, setidaknya ketersediaan cabe di bulan Agustus bisa terpenuhi," tutupnya. (jbr1/yud/rev)