SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kolak Srikaya, merupakan makanan khas yang hanya ada setahun sekali, disuguhkan saat bulan Ramadan. Menu khas Ramadan ini masih menjadi menu yang dicari warga, mendampingi menu buka puasa, khususnya di Kabupaten Sidoarjo.
Warga Sidoarjo dipastikan tidak asing dengan kolak srikaya. Menu sederhana berisi kuah santan manis, dihiasi selembar roti tawar di atasnya, lengkap dengan irisan pisang yang menambah daya tarik penikmatnya.
Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh
Salah satu warga yang hingga kini masih setia menyuguhkan menu khas itu, Chusnul Chotimah (67), warga Pandean Gang 2/341, Jalan Pasar Kelurahan Pekauman Kecamatan Kota Sidoarjo.
Sejak pukul 14.00 WIB, wanita yang mengaku sudah memiliki 3 buyut ini sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat kolak srikaya. Tangannya terlihat masih lihai mengiris satu demi satu bahan.
Dia mengaku hanya menyediakan menu kolak srikaya saat bulan puasa saja. Selain disuguhkan kepada anak dan cucunya di rumah, beberapa di antaranya juga ia jual di depan rumahnya.
Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...
"Masaknya hanya kalau bulan puasa. Karena sudah khas dari dulu seperti itu. Bulan-bulan lain ya nggak ada," cetusnya, belum lama ini kepada wartawan.
Tak banyak kolak srikaya yang dibuatnya. Beberapa di antaranya masih ada di mangkuk kecil di ruang tamu.
Sebagian telah dibungkus rapi menggunakan plastik, berjajar dengan makanan takjil lainnya di depan rumah. "Sebagian biar dimakan cucu. Yang lain dijual," imbuhnya.
Baca Juga: Pecel Bek Kasih di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri Bertahan sejak 1970, Simak Kisah Uniknya
Perempuan yang biasa dipanggil Ning Nul ini menjelaskan, tidak sulit membuat kolak srikaya. Bahan-bahannya juga sederhana dan tidak butuh waktu lama memasaknya.
Untuk membuat 12 porsi kolak srikaya, hanya butuh 1 buah kelapa untuk santan, 750 gram gula pasir, 2 buah relur, 2 liter air, beberapa irisan pisang, daun pandan, serta roti tawar. Untuk satu porsi, Ning Nul menjualnya seharga Rp 5.000. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News