SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Ratusan karyawan Nyonya Meneer kembali berunjuk rasa menuntut perusahaan membayar tunggakan gaji selama empat bulan. Aksi kali ini cukup nekat, mereka memblokade Jalan Raden Patah, tepatnya di depan kantor perusahaan jamu tersebut.
Akibat pemblokadean itu, arus kendaraan dialihkan ke jalan perkampungan yakni Jalan Mlatiharjo Raya Kota Semarang. Dalam aksi tersebut, peserta demo menutup jalan sejak pukul 10.00 WIB. Bahkan saat masuk salat zuhur, ratusan karyawan belum membubarkan diri, malah menggelar salat berjamaah dan berdoa bersama di tengah jalan.
Baca Juga: Menteri AHY Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik kepada Warga di Semarang
“Aksi ini merupakan aksi sama yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu, yakni menuntut hak berupa gaji yang belum dibayarkan selama 14 minggu sekaligus aksi menuntut tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan,” ungkap koordinator aksi, Kurniawan Dwi Prasetyo.
Sebenarnya aksi yang dilakukan kemarin ingin bertemu dengan manajemen perusahaan untuk bernegosiasi. Namun karena tidak ada iktikad baik dari perusahaan dan melarang karyawan masuk ke pabrik, peserta kemudian memblokade jalan.
“Aksi blokir jalan ini sebenarnya bukanlah keinginan kami, namun karena kami sudah lelah dibohongi, lelah diberikan janji-janji palsu, makanya kami dengan sangat terpaksa melakukan aksi blokir jalan ini,” paparnya.
Baca Juga: Polisi Selidiki Pasangan Sejoli yang Diduga Mesum di Taman Semarang
Mereka berharap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turun tangan dengan mempertemukan pimpinan perusahaan dan karyawan. Pertemuan itu diharapkan mampu menghasilkan keputusan kapan perusahaan akan membayar tunggakan gaji sekaligus membayar THR yang sudah lama dinantikan.
“Namun, hingga kini belum ada kabar. Saat kami menggelar demo di depan kantor Gubernuran, Disnakertrans mengaku akan memanggil Direktur Utama PT Nyonya Meneer, Charles Saerang hari ini, tapi hingga kini juga tidak ada kabar. Kami juga dijanjikan akan bertemu dengan Gubernur, tapi juga tidak ada kabar, aksi ini bentuk kelelahan kami menunggu janji palsu,” ucap Kurniawan.
Aksi menuntut hak para karyawan PT Nyonya Meneer tidak akan berhenti. Mereka akan terus berjuang hingga perusahaan melunasi kewajibannya. “Besok (hari ini) kami akan membangun tenda perjuangan di depan kantor PT Nyonya Meneer yang ada di Jalan Kaligawe dan Raden Patah ini. Kami akan tinggal di tenda itu hingga tuntutan kami dipenuhi,” katanya.
Baca Juga: Jelang GIIAS Semarang 2023, Goodyear Indonesia Kenalkan Assurance MaxGuard
Dilansir Sindonews, ratusan karyawan Nyonya Meneer yang didominasi ibu-ibu paruh baya itu menangis saat menggelar salat zuhur dan doa bersama di jalanan.
Mereka mengaku kebingungan dengan kondisi saat ini, apalagi Lebaran semakin dekat. “Tidak bingung bagaimana, Lebaran tinggal menghitung hari, sementara kebutuhan Lebaran belum dibeli. Anak cucu belum dibelikan baju Lebaran, mereka terus bertanya kapan mau dibelikan baju Lebaran, tidak nangis bagaimana,” ucap Sri Kusmiati, 53, salah satu karyawan dari Bangetayu, Semarang. Perempuan yang bekerja lebih dari 26 tahun itu sebenarnya sudah capek mengikuti kegiatan demo.
Namun, kebutuhan yang terus mendesak dan tuntutan yang semakin banyak membuat tubuh kurusnya itu rela berpanas-panasan untuk menuntut hak. “Sampai kapan pun kami akan terus berjuang menuntut hak kami. Kami akan terus berjuang hingga masalah ini selesai,” tandasnya. Legal PT Njonja Meneer, Dion Sukma sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya terpaksa menunggak membayar gaji karyawan karena kondisi keuangan perusahaan sedang tidak stabil.
Baca Juga: Status Tarekat Shiddiqiyah Bakal Dibahas Muktamar XII JATMI di Pesantren Al Madani Semarang
Namun, dia mengklaim telah ada kesepakatan antara manajemen dan karyawan bahwa tunggakan gaji akan diselesaikan dengan jangka waktu sampai akhir Agustus 2016. “Semua sudah sepakat,” ujar Sri Kusmiati. PT Nyonya Meneer sudah berkali-kali didemo ribuan karyawannya. Para karyawan menuntut agar perusahaan membayarkan tunggakan gaji selama lima bulan yang belum dibayarkan sejak Januari hingga Mei 2016.
Selain itu, karyawan juga meminta perusahaan membayarkan THR kepada mereka. Beberapa tunggakan pembayaran uang makan, uang transport dan iuran BPJS juga menjadi tuntutan para karyawan itu.
Selain memblokade jalan, lantaran aksi demo beberapa kali di kantor Gubernur Jl Pahlawan tidak mendapat respons, para pekerja pabrik jamu tersebut juga mendirikan tenda keprihatinan yang digunakan untuk tempat tidur mereka. (sin/mer/lan)
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Pers Gathering di Semarang, Berikut Agenda yang Dibahas Ning Ita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News