Tradisi Ski Lot di Lekok Pasuruan Butuh Sentuhan dari Pemerintah Daerah

Tradisi Ski Lot di Lekok Pasuruan Butuh Sentuhan dari Pemerintah Daerah Tampak salah satu warga yang ikut lomba ski lot.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Setiap hari raya ketupat atau hari ke-7 setelah Hari Raya Idul Fitri di desa Tambak, Kecamatan Lekok diadakan pesta petik laut dan balap ski lot. Balap ski lot ini hanya ada dan dimiliki oleh masyarakat Lekok. Namun, demikian tradisi yang unik ini butuh sentuhan dan pembinaan agar berkembang dan menarik masyarakat luar .

Asisten Bupati , A Munif AR mengatakan, tradisi ski lot ini hanya ada di dan belum diketahi ada di daerah lain bahkan di Jawa Timur. Munif memaparkan tradisi ski lot ini ada sejak tahun 1982. Berawal dari orang petualangan mencari udang di tambak. Caranya dengan memakai alat kayu yang dibuat layaknya papan ski. Papan ski tersebut kemudian digunakan untuk meluncur di atas lumpur.

Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan

Menurut masyarakat sekitar, istilah ski lot itu merupakan singkatan dari dua kata yaitu ski dan celot (lumpur). Ski itu adalah sebuah kendaraan permainan ombak di laut dan Celot itu mengambil dari bahasa Madura yang artinya lumpur.

“Kegiatan seperti ini perlu kita tingkatkan dan dikembangkan di daerah Lekok ini khususnya dan umumnya juga masyarakat . Kita menunjukan kepada publik bahwa masyarakat kaya akan tradisi, dan ekonomi,” tegas Asisten Bupati tersebut ketika menghadiri acara tahunan yang diadakan masyarakat sekitar tersebut, Rabu (13/7).

Meskipun Lekok memiliki potensi tradisi tersendiri, dan mempunyai kekayaan ekonomi, namun SDM masyarakat lekok perlu ada perhatian khusus dari kepala daerah . Kesadaran pendididikan di daerah tersebut sangat minim. Masyarakat Lekok lebih mengutamakan kerja dibanding meningkatkan pendidikanya mereka sendiri.

Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab

Pantauan BANGSAONLINE di daerah tersebut, dukungan dari orang tua untuk mengembangkan pendidikanya itu jarang. Karena doktrin dari orang tua mereka mereka seperti ini “majeng beih lah conk, guru la benyak (nelayan aja nak, guru sudah banyak )”.

Kurangnya ilmu ini membuat masyarakat setempat hanya mengandalkan alam dalam mencari penghasilan. Misalnya saja banyak tambak yang kurang produktif karena hanya mengandalkan air laut. Padahal air laut yang diandalkan tidak sebagus lima tahun lalu.

Namun tidak dengan tambak yang dikelola oleh Gus Amak tersebut. Karena air yang dikelola olehnya mengabil air dari perut bumi. Gus Amak mengelola dengan sederet ilmu yang dipelajarinya. Tambaknya diberi geomembran sehingga air tidak tercampur dengan air laut.

Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas

“Dengan modal 20 juta rupiah bisa menghasilkan 100 juta rupiah,“ kata Gus Burhani salah satu Putra Gus Amak ketika wawancara dengan BANGSAONLINE kemarin di kediamannya.

Munif menegaskan di tahun 2017, pemerintah Kabupaten akan memprioritaskan perkembangan Timur. Potensi kekayaan ekonomi pasuruan timur itu sangat luar biasa. Semisal ada kekayaan laut atau perikanan, ada pula peternakan Susu Sapi perah dan ada pertanian juga. Disitulah kami nanti akan mengembangkan potensi-potensi itu sebaik mungkin. Sasaran utama bagi kami yaitu meningkatkan Motto pendidikan yang ada di wilayah Timur. (afa/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Penuhi Air Bersih Warga, Pemdes Krandegan Sukseskan Program SPAM dari PUPR':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO