TUBAN, BANGSAONLINE.com - Jumlah pengunjung wisata Gua Akbar yang berada di kompleks Pasar Baru Tuban di Kelurahan Gedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban semakin menurun.
Hal ini berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) tempat rekreasi Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban. Terhitung pada pertengahan tahun ini penurunan mencapai 10 persen bila dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Diikuti 41 Regu, Tuban Specta Night Carnival Berlangsung Meriah
“Penurunan ini dikarena berbagai faktor, salah satunya mulai banyaknya obyek wisata buatan di berbagai daerah,” terang Kepala UPTD Tempat Rekreasi Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban, Heru Trijatmiko, Sabtu (23/7).
Ia membeberkan, wisata yang tidak ada hiburan tambahan seperti wahana permaian anak-anak atau yang lainnya cenderung sepi. Berbeda dengan obyek wisata yang ada hiburannya, biasanya pengunjung akan masuk berulang kali.
“Kalau obyek wisata gua ini, pengunjung masuk sekali kemudian rata-rata tidak kembali lagi,” tambahnya.
Baca Juga: Pemandian Bektiharjo Bertahan di Tengah 'Gempuran' Wisata Baru
Heru menerangkan, untuk tiket harganya cukup terjangkau. Setiap pengunjung hanya dikenakan biaya karcis sebesar Rp 4.700. Namun, seiring banyaknya wahana wisata lain, pengunjungnya terus menurun.
Kendati demikian, wisata gua akbar ini pernah mengalami puncak keramaiannya. Tepatnya pada 1989. Pada tahun itu gua akbar baru ditemukan dan baru dibuka sebagi tempat wisata.
“Setelah baru ditemukan pengunjung terus membludak. Tapi lama kelamaan pengunjungnya terus menurun. Tetapi, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di sini. Di Gua Maharani juga sama sepinya. Mungkin obyek gua ini akan banyak dikunjungi setelah baru ditemukan ya,” ungkapnya sambil senyum.
Baca Juga: Wahana Rumah Horor Indonesia di Tuban Diserbu Pengunjung, Tiap Hari Terjual 1.000 Lebih Tiket
Sepinya wisata Gua Akbar ini mendapat kritikan dari anggota Komisi B DPRD Tuban, Muhammad Musa. Ia menilai, Dinas Perekonomian dan Pariwisata kurang melakukan terobosan sehingga pengunjung terus turun.
"Semisal terkait akses jalan masuk ke wisata. Akses masuk seharusnya dibenahi dan diperluas, sebab menurunnya pengunjung karena akses jalan ke lokasi yang kurang memadai," sarannya.
Bukan hanya itu saja, menurutnya, terbatasnya area parkir, penataan parkir yang semrawut dan akses jalan kurang nyaman juga menjadi pemicu malasnya pengunjung untuk masuk ke wisata gua akbar. Persoalan tersebut harus diselesaikan oleh Disperpar agar wisata tersebut tidak mati suri.
Baca Juga: Beri Makan Monyet dan Ikan, Tradisi Sedekah Bumi Masih Lestari di Sendang Bektiharjo Tuban
"Jika tidak ada terobosan, bisa-bisa wisata gua itu mati karena tidak ada pengunjungnya. Supaya tetap dikunjungi para wisatawan sebaiknya harus ada pembenahan total. Termasuk pemindahan pasar yang ada di depannya itu," beber Musa.
Sekadar diketahui, Gua Akbar memiliki luas lahan sekitar 2 hektar. Pengunjung yang ingin menuju ke sana harus melewati gang sempit. Pintu masuk menuju gua berada di belakang Pasar Baru Tuban. Pengunjung yang membawa mobil harus bersabar karena berdesakan dengan pengunjung pasar serta penduduk yang memiliki rumah di dekat gua.
Tahun ini, pihak Dinas Perekonomian dan Pariwisata memperbaiki jalan menggunakan paving. Namun untuk fasilitas tidak ada penambahan lantaran lahan yang ada di atas gua sudah menyempit.(wan/rev)
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News