SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para Penonton Surabaya International Kite Festival 2016 menikmati berbagai macam layang-layang. Terutama layang-layang tiga dimensi (3D) dengan bentuk hewan. Layang-layang 3D ini di antaranya berbentuk kuda, kucing, juga beberapa hewan laut seperti ikan pari dan paus. Layang-layang paus, menurut panitia, adalah yang terpanjang yakni 32 meter.
Sayangnya, untuk menerbangkan layang-layang paus milik Kenny peserta asal Hongkong, membutuhkan angin yang lebih kencang.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
"Ya, karena memang ukurannya yang besar. Kalau anginnya tidak kencang, susah terbangnya," kata Fauzi M Yos Ketua Panitia festival yang diadakan di area terbuka Side Area Long Beach Selatan, Pakuwon City dilansir suarasurabaya.net.
Ternyata, selain susah menerbangkannya, layang-layang yang terbuat dari parasut itu juga mahal di ongkos pembuatannya.
Kenny, pemilik layang-layang itu mengatakan, setidaknya membutuhkan biaya setara Rp 60 juta rupiah untuk pembuatannya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Meski demikian, dia mengaku senang bisa mengikutkan layang-layangnya dalam festival di Surabaya. "Saya senang bisa turut dalam festival ini. Layang-layang para peserta lain juga sangat bagus," katanya.
Final perlombaan layang-layang dalam festival ini akan digelar pagi ini, Minggu (24/7) di tempat yang sama. Rencananya Tri Rismaharini akan menghadiri acara ini dan menerbangkan layang-layang bersama peserta. "Besok kemungkinan temanya adalah habitat laut. Jadi akan lebih banyak peserta yang menampilkan layang-layang berbentuk ikan atau habitat laut lainnya," ujar Yos Ketua Panitia Festival.
Sementara dalam lomba yang memerebutkan total hadiah Rp43,5 juta ini, Kadek Armika salah satu peserta festival layang-layang dari Bali menerbangkan layang-layang yang terbuat dari daun bambu. Layang-layang itu berbentuk burung hantu. "Ini dari daun bambu semua. Batangnya juga dari bambu. Kelebihannya, dia lebih tahan air," katanya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Layang-layang milik Kadek ukurannya tidak terlalu besar. Layang-layang ini lebih mudah terbang menyesuaikan angin.
Pesertanya, tidak hanya dari Jawa Timur. Seperti layang-layang sinden dan punokawan yang merupakan milik peserta dari Jawa Tengah. Atau layang-layang reog-reogan yang berbentuk mirip reog dari Ponorogo.
Tidak hanya dari 19 daerah di Indonesia. Beberapa layang-layang juga milik komunitas. Ada juga peserta dari beberapa negara tetangga. Antara lain dari Malaysia, Cina, Hongkong, dan Thailand. (ssn/ros)
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News