Pakai Duit Rakyat, Sejumlah Pemuda di Kediri Tolak Seminar di Grand Surya

Pakai Duit Rakyat, Sejumlah Pemuda di Kediri Tolak Seminar di Grand Surya Massa pemuda gelar demo menolak seminar di hotel Grand Surya Kediri.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Kediri (IPK) menolak agenda seminar yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri pada 29-30 Juli mendatang. Selain menolak agenda seminar yang akan dihadiri 20 kepala daerah SE Jawa Timur, para pemuda juga meminta Gubernur Jawa Timur Soekarwo bertanggung jawab dalam agenda seminar, karena anggaran yang dipakai adalah APBD Kota Kediri dan bukan anggaran APBD Provinsi.

Dalam aksinya, puluhan massa mendatangi Balai Kota Kediri di Jl.Basuki Rachmat. Beberapa pertanyaan warga diutarakan pada Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Di antaranya seminar yang menghabiskan anggaran Rp 597 juta dan Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) tiap RT sebesar Rp 50 juta per tahun. 

Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga

Selain itu, warga juga akan mempertanyakan pada Gubernur Jatim Soekarwo pada agenda seminar di Hotel Grand Surya pada tgl 29 - 30 Juli nanti. Kordinator aksi Tomi Ari Wibowo, dalam orasinya mendesak batalkan seminar di Hotel Grand Surya yang akan dihadiri oleh Gubernur Jatim dan 20 kepala daerah yang menghamburkan uang rakyat. 

"Warga Kota Kediri nggak terima uangnya buat seminar ratusan juta! Terus outputnya buat warga kota Kediri itu apa?" kata Tomi saat menggelar aksi di depan balai kota Kediri, Rabu (27/7). Lebih lanjut Tomi mengatakan kalau bisa Seminar dibatalkan jangan sampai Gubernur Jatim hadir dalam seminar tersebut.

"Kalau sampai datang, kita akan melakukan aksi di Hotel Grand Surya. Pakde Karwo harus bertanggung jawab dengan agenda seminar. Kita sepakat, datang nggak datang Gubernur Jatim nanti dalam seminar, aksi tetap dilakukan di Hotel Grand Surya," tandas Tomi.

Baca Juga: Diingkari Ketua LMDH, Warga Satak Demo Lagi ke Kantor Kecamatan Puncu

Sementara itu terkait dengan Prodamas dan pendidikan, Daniel Arisandi yang juga Ketua LSM Kesehatan mengatakan, jika Prodamas per Rp 50 juta itu bagus. Namun, aturan yang mana yang dipakai dana hibah terus menerus. 

"Apa nggak lebih baik anggaran Prodamas tersebut dipakai untuk pendidikan dan kesehatan buat rakyat kota Kediri? Rakyat itu butuh pendidikan dan kesehatan. Bukan prodamas yang pembangunannya tumpang tindih. Bikin seminar hanya menghambur-hamburkan uang rakyat," kata Daniel.

Dari pantauan di lapangan, selama satu jam lebih para pemuda Kediri melakukan orasi, namun pihak perwakilan dari Pemkot Kediri tak menemui warga. (rif)

Baca Juga: Tuntut Hak Garap Tanah Perhutani, Ratusan Warga Satak Kediri Geruduk Kantor Kecamatan Puncu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO