JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pemasukan kantong. Salah satunya seni quilling paper. Yaitu seni menggulung kertas. Nampaknya akhir-akhir ini banyak dilirik untuk prospek usaha. Seperti sedang digeluti Irfan Wijaya, warga Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang yang disibukkan dengan banyaknya pesanan dari konsumen.
Awalnya, pemuda satu ini tertarik dengan seni quilling paper karena unik, tak hanya mengandung unsur seni yang bisa di-upgrade. Namun bisa menambah pemasukannya sehari-hari.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
”Awal itu, tepatnya tahun 2004, ketika masih duduk dibangku SMP, saya tertarik dengan karya seni dari Eropa itu," ujar Irfan, 23. Setelah itu, ia memulai membuat dengan tingkat kesulitan yang biasa.
”Hanya menggulung-gulung kertas, namun lama kelamaan bosan dan mencoba seni dengan tingkat kreatifitas yang lebih tinggi,” jelasnya.
Seni menggulung kertas tersebut dapat dikatakan di-upgrade karena, si pembeli dapat meminta desain apapun yang ia inginkan.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
”Itulah kelebihanya, dengan quilling ini, kita tidak akan pernah mati gaya. Karena jika si pembeli bisa membawa pola atau desain sendiri. Sehingga, kita harus berusaha dengan memanfaatkan kreatifitas kita,” imbuh Alumnus SMAN Bareng itu.
Selain memanfaatkan kertas quilling, jika tak mau mengeluarkan modal banyak, kita bisa memanfaatkan kertas HVS berwarna. ”Memang bahan dasarnya adalah kertas HVS berwarna, namun karena tidak ada alat potong saya memesan secara online, tandasnya.
Uniknya, ia tak sedikit pun meggunakan alat modern. Sebab, mulai dari jarum quiling, ia menggunakan bambu yang diruncingkan, sehingga berbentuk seperti tusuk gigi, ”dengan tusuk gigi inilah nantinya kertas akan dibetuk sesuai dengan polanya, katanya.
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
Untuk saat ini, ia tak berani memasarkan dalam jumlah banyak. Sebab, keterbatasan bahan dan pekerja, ia membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari untuk menyelesaikan quilling paper dengan diameter 20 x 30 centimeter (cm). ” Kalau ukuran 20 x 30 cm membutuhkan 3 hari. Kalau agak besar butuh waktu seminggu, paparnya.
Menurutnya, tahapan tersulit ketika merangkai seni tersebut adalah saat megelem kertas ke pola. ”Ya bagian itu yang tersuit, karena pola hanya bisa terlihat jelas dengan sinar UV, setelah itu step by step kita tempelkan kertas dengan jarum atau tusuk gigi tadi, imbuhnya.
Dari segi omset ia bisa menyimpan kisaran Rp 2 jutaan rupiah perbulan, sebab untuk ukuran 20 x 30 ia patok seharga Rp 75 ribu. ”Saat ini saya tidak berani mematok harga tinggi, meskipun seni ini sulit karena membutuhkan banyak waktu, namun sementara hanya untuk memperbanyak pelanggan saja,” pungkasnya. (ony)
Baca Juga: Perangkat Desa di Jombang Ditangkap Usai Terlibat Illegal Logging
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News