JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Rabu (3/8) memilih Hinca Panjaitan sebagai pelaksana tugas ketua umum PSSI, menggantikan ketua umum yang lama La Nyalla Mattaliti.
KLB juga memutuskan untuk menggelar Kongres PSSI untuk memilih ketua umum yang baru pada pertengahan Oktober nanti.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
La Nyalla digusur dari posisinya, setelah dia menjadi tersangka kasus pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah yang diterima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur tahun 2011 sampai 2014.
Adapun Hinca Panjaitan sebelumnya menjabat wakil ketua umum pada kepemimpinan PSSI yang lama. Melalui hasil voting Hinca mendapat 82 dari total 105 suara dalam KLB yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.
"Saya antarkan KLB ini sampai tuntas untuk lebih baik bagi kita semua... Ini merupakan kesempatan bagi kita, tuntaskan acara dengan baik dengan tiga prinsip utama dalam sepakbola yakni fairness, respect dan fair play. Saya tambahkan satu lagi yakni united," ucap Hinca dalam pidato usai penetapan dirinya sebagai Plt. Ketum PSSI.
Baca Juga: Sebanyak 2.512 Personel Gabungan Diterjunkan untuk Pengamanan Persebaya Vs PSM di GBT
Pemerintah, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, menyambut baik penetapan Hinca.
“Alhamdulillan pak Hinca selaku Plt. Ketum PSSI, (mengatakan) PSSI akan membuka diri terhadap berbagai pihak. Kami juga berharap klub yang selama ini berseberangan untuk dirangkul kembali. Mereka juga adalah anak kandung PSSI... Harapan publik tinggi,” ujar Deputi Peningkatan Prestasi Olah Raga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.
KLB kali ini adalah yang pertama sejak FIFA mencabut sanksi penangguhan terhadap Indonesia, pertengahan Mei lalu. Kongres ini juga merupakan yang perdana sejak ketua umum PSSI non-aktif, La Nyalla Mattalitti, ditetapkan sebagai tersangka kasus pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah yang diterima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur tahun 2011 sampai 2014.
Baca Juga: Agraprana dan Richy Nur Cholis, Dua Bocah Magetan yang Resmi Perkuat Persebaya U-13
Selain penetapan Hinca, KLB PSSI juga menyepakati adanya pergantian seluruh anggota komite eksekutif (Exco) PSSI, yaitu sebanyak 15 anggota, pada Kongres Tahunan Pemilihan PSSI selanjutnya.
Keputusan tersebut diambil dengan suara mayoritas yaitu 91 dari 105 suara. Sementara 12 suara menginginkan pergantian tiga komite eksekutif. Ketiga posisi Exco itu adalah Ketua Umum (La Nyalla Mattalitti), dan dua anggota PSSI; Johar Lin Eng, dan Gusti Randa.
Johar Lin Eng dan Gusti Randa sebelumnya menyatakan mundur dari Exco. Sementara La Nyalla dipaksa mundur karena dinilai gagal menjalankan PSSI dan karena kasus hukum yang melilitnya.
Baca Juga: Stadion Soepriadi Resmi Jadi Kandang Arema FC, PSSI: Apapun yang Terjadi Tanggung Jawab Panitia
Pemilihan kelima belas Exco, termasuk Ketum baru PSSI periode 2016-2021 itu, akan berlangsung dalam Kongres tahunan pada 17 Oktober 2016. Tanggal tersebut juga dipilih berdasarkan pemungutan suara. Sebanyak 103 dari 105 suara menyatakan setuju. Sementara satu orang abstain dan satu orang tidak setuju.
Syarat Ketum baru
Pemerintah berharap Ketum baru PSSI yang akan dipilih Oktober mendatang bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk sepak bola. Sepak bola tak bisa sambilan. ''Tak bisa rangkap, sambil ngurusin partai,” ungkap Gatot.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Bangga kepada Timnas yang Juarai Piala ASEAN U-19 Boys’ Championship 2024
Gatot juga berharap Ketum baru bisa menjaga hubungan baik dengan pihak yang berseberangan dengan PSSI dan pemerintah. ''Punya road map jelas; dan memiliki target agar peringkat sepak bola Indonesia di kancah internasional lebih baik,” ujarnya.
Di luar arena, pendukung Persebaya Surabaya, Bonek yang berencana menghadiri lokasi penyelenggaraan KLB PSSI berkumpul di Stadion Tugu, Jakarta Utara.
Akan tetapi, rencana jalan kaki massal dari Stadion Tugu ke Hotel Mercure itu belum terwujud karena dihadang polisi, yang berjaga.
Baca Juga: Siapkan Skema Pemanfaatan Wisma Karanggayam, Eri Berharap Bisa Angkat Performa Persebaya
Seorang pendukung Persebaya yang enggan disebutkan namanya menyebut, Bonek berencana jalan kaki massal itu karena mendapat informasi bahwa surat yang sempat ditandatangani Komite Eksekutif PSSI, Tony Apriliani, Selasa (2/8), tidak mendapat respon positif dari pihak lain yang berwenang.
"Kami mendapat informasi demikian, akhirnya kami menyiagakan semua arek-arek mas karena merasa kecewa," kata pendukung asal Kota Surabaya itu.
Bonek menuntut tiga hal yaitu, pertama, mendesak PSSI memulihkan status keanggotaan Persebaya, kedua mendesak PSSI mengakui dan mengikutsertakan Persebaya di kompetisi nasional, ketiga, menanyakan tindak lanjut sengketa perebutan merk dan logo Persebaya yang melibatkan PT Persebaya Indonesia (PTPI) dengan PT Mitra Muda Inti Berlian.
Baca Juga: Asprov PSSI Jatim Gelar Grassroots Football Festival
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi berjanji akan menagih janji komitmen PSSI yang mengagendakan Persebaya 1927 pada KLB Oktober 2016 mendatang. Hal itu disampaikannya saat bertemu langsung ribuan bonek di Stadion Tugu, Koja, Jakarta Utara, Selasa (2/8) malam.
Imam didampingi Kepala Komunikasi Publik sekaligus Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S. Dewa Broto, Staf Khusus Olahraga M. Khusen, Staf Khusus Kepemudaan Zainul Munasichin bersama Kapolda Metro Jaya Moechgiyarto serta Kepala Bagian Kops Polda Metro Jaya Verdianto, mendatangi para pendukung dan supporter Persebaya yang telah memadati Stadion Tugu Jakarta Utara.
Dalam orasinya di depan ribuan bondo nekat atau bonek, Menpora meminta kepada pendukung setia Persebaya untuk tidak menagih janji kepada PSSI. Pria kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur 8 Juli 1973 itu menambahkan, cukup dirinya dan Kapolda Metro Jaya yang akan menagih janji PSSI di KLB nanti.
Baca Juga: Pembukaan ASEAN University Games 2024, Pj Adhy: Kehormatan Bagi Jatim Jadi Tuan Rumah
"Bahwa Persebaya harus kembali ke lapangan hijau dan kita menjadi suporter yang baik, nanti tidak usah menagih, cukup saya dan Kapolda yang akan menagih di KLB PSSI yakni agar klub-klub yang memiliki sejarah besar di tanah air harus dikembalikan ke khitohnya, dan akhirnya sepak bola nasional dikelola dengan baik dan yang paling penting jangan sekali-kali melupakan sejarah karena Persebaya adalah salah satu yang mendirikan PSSI," ucap Menpora.
Ditambahkan Menpora, aspirasi para pendukung Persebaya harus betul-betul menjadi perhatian PSSI, terlebih ada komitmen dari PSSI untuk memberi porsi Persebaya di agenda KLB.
"Komitmen PSSI itu mari kita kawal bersama dan itu menjadi perhatian penting pemerintah melihat kesungguhan PSSI agar segera melibatkan Persebaya kompetisi-kompetisi yang akan datang," sambung Menpora.
Bersama Kapolda, Menpora menjelaskan bahwa hari ini bukan KLB yang sebenarnya dari PSSI. KLB PSSI itu sendiri rencananya baru akan digelar pada September atau Oktober mendatang.(mer/det/yah/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News