RIO DE JENERO, BANGSAONLINE.com - Indonesia mendapatkan medali pertama di Olimpiade Rio de Jeneiro, Brasil 2016. Medali itu diraih lewat prestasi atlet angkat besi putri Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni mencatat total angkat 192 kg, sementara medali emas diraih lifter Thailand Tanasan Sopita yang membukukan angkatan 200 kg.
BACA JUGA:
- 1.400 Siswa-Siswi Tsanawiyah dan SMP Jawa Timur Ikut Kompetisi Sains di Amanatul Ummah
- Didepak dari Puslatda, Atlet Peraih Banyak Prestasi di Kota Probolinggo Minta Perhatian Pemerintah
- Pemkab Pamekasan Gelar Pelatihan Pengembangan Organisasi Keolahragaan bagi Pelatih PASI
- Tak Disangka, Wasit Olimpiade Tokyo 2020 Ternyata Warga Surabaya, Seorang Guru SD
Medali perunggu didapat Miyake Hiromi dari Jepang dengan angkatan total 188 kg.
Dalam pertandingan yang berlangsung di arena Riocentro tersebut persaingan ketat terjadi di antara tiga lifter Asia itu.
Wahyuni yang bobot badannya lebih ringan dari Tanasan, mencoba angkatan clean and jerk terakhir 115 kg untuk bisa meraih emas, namun gagal sehingga harus puas dengan medali perak.
Prestasi ini merupakan debut pertama lifter putri kelahiran Bandung, 13 Agustus 1994 tersebut di pesta olah raga multicabang terbesar di dunia itu. Performa Yuni memang terlihat mumpuni sejak tiga tahun belakangan ini. Sejak merebut medali emas Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang, penampilannya terus menanjak dengan merebut emas di SEA Games Myanmar pada tahun yang sama.
Yuni pernah dipertimbangkan untuk tidak masuk dalam proyeksi Olimpiade 2016 setelah gagal di Kejuaraan Dunia 2015 di Houston, Texas, Amerika Serikat. Lifter nasional asal Jawa Barat Sri Wahyuni akhirnya menjawabnya dengan medali di Olimpiade Rio de Janeiro ini. Sabtu (6/8/2016) waktu setempat, Yuni berhasil mempersembahkan medali pertama untuk Merah Putih, medali perak dari kelas 48 kg.
Sejak merebut medali emas Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang, penampilannya terus menanjak dengan merebut emas di SEA Games Myanmar pada tahun yang sama, ketika usianya baru menginjak 19 tahun.