BANGSAONLINE.com – Juara dunia sprint 100 meter Christian Coleman dari AS, kemungkinan dihukum 2 tahun dilarang bertanding. Ini artinya, dia akan kehilangan momen Olimpiade Tokyo. Pasalnya, dia tidak ada di rumah, saat tim dopping hendak memeriksanya. Bukan hanya itu, ini terjadi dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut.
Pada Selasa malam, Athletics Integrity Unit (AIU) menuduhnya gagal tes dopping pada 9 Desember 2019. Karena keberadaannya tak ditemukan dalam 12 bulan terakhir. Coleman kini menghadapi larangan olahraga hingga dua tahun - yang akan membuatnya absen dari Olimpiade yang dijadwalkan ulang di Tokyo tahun depan. AIU belum mengumumkan penangguhan sementara.
Baca Juga: 1.400 Siswa-Siswi Tsanawiyah dan SMP Jawa Timur Ikut Kompetisi Sains di Amanatul Ummah
Coleman mengatakan, saat itu ia tidak ada di rumah, ketika petugas kontrol dopping (DCO) mencoba mengujinya. Pasalnya, ia sedang berbelanja Natal di sebuah mal, hanya lima menit ditempuh dari rumahnya.
Coleman tidak yakin apakah penguji datang benar datang ke rumahnya. Dia mengatakan alamat DCO yang tercantum pada formulir bukanlah alamat rumahnya. Dia juga mengatakan bahwa DCO tidak pernah berusaha memanggilnya, sebagaimana yang ditulis DCO dalam laporan mereka.
“Saya telah dihubungi melalui telepon secara harfiah setiap kali saya diuji,” tulis Coleman.
Baca Juga: Didepak dari Puslatda, Atlet Peraih Banyak Prestasi di Kota Probolinggo Minta Perhatian Pemerintah
Dalam olahraga Olimpiade, pengujian obat di luar kompetisi adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan atlet. Atlet harus memberi tahu otoritas anti-dopping di mana mereka berada setiap hari sepanjang tahun, sehingga dapat sewaktu-waktu dites narkoba. Jika penguji narkoba muncul ke lokasi itu dan Anda tidak tersedia untuk tes, maka hal itu dicatat sebagai "kegagalan keberadaan".
Christian Coleman meraih juara pertama, di tahun 2018.
Dari dua kegagalan Coleman sebelumnya, satu adalah tes yang tidak terjawab (16 Januari 2019) dan satu adalah kegagalan pengarsipan (26 April 2019, padahal deadline 1 April 2020).
Baca Juga: Pemkab Pamekasan Gelar Pelatihan Pengembangan Organisasi Keolahragaan bagi Pelatih PASI
Coleman mengklaim kembali ke rumah tepat jam 7:15 - 8:15 malam. Tetapi ia tidak melihat DCO. Sementara DCO mengklaim bahwa mereka berada di kediaman Coleman selama satu jam penuh.
Coleman adalah juara dunia 2019. Di bulan ini dia adalah yang kedua terancam diskors, setelah pada tanggal 5 Juni kemarin, juara dunia 400 meter wanita Salwa Eid Naser diskors karena juga tiga kali gagal tes dopping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News