TUBAN, BANGSAONLINE.com - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Tuban mengusulkan agar tiket masuk wisata Bektiharjo diganti secara elektronik. Hal ini demi mencegah terulangnya penyelewengan retribusi tiket masuk wisata yang dilakukan petugas karcis.
“Setelah kami sidak dan kaji permasalahannya, solusi kami yaitu karcis atau tiket perlu diganti dengan karcis elektronik,” terang Ketua Komisi B DPRD Tuban, Karjo kepada BANGSAONLINE.com seusai melakukan sidak di Bektiharjo, Rabu (24/8).
Baca Juga: Diikuti 41 Regu, Tuban Specta Night Carnival Berlangsung Meriah
Kata Karjo, tertangkapnya penjaga tiket yang menyelewengkan retribusi karcis itu menunjukkan adanya kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Jika sudah diganti tiket elektronik ternyata masih saja bocor, secara otomatis SDM-nya perlu diganti atau dibuang,” papar politisi asal PDI Perjuangan tersebut.
Hasil sidak Komisi B ini, lanjut Karjo, akan dijadikan rekomendasi ke dinas terkait, khusunya dalam mengubah sistem pembayaran karcis.
Baca Juga: Pemandian Bektiharjo Bertahan di Tengah 'Gempuran' Wisata Baru
“Mestinya ada sistem yang baru, misalnya dengan tanda khusus bagi pengunjung, seperti gelang pengunjung, karcis berbentuk gelang yang dapat digunakan oleh pengunjung saat berada di lokasi wisata pemandian,” beber Karjo.
“Lihat saja parkir di Rumah Sakit Umum, dulu ketika masih manual yang masuk PAD hanya Rp 40an juta, tapi sekarang sejak diganti dengan elektronik sudah meningkat hingga Rp 100an juta lebih yang masuk PAD,” pungkasnya.
Sekadar informasi, selama menggunakan penarikan karcis secara manual, wisata Bektiharjo menyumbangkan Rp 200 juta per tahun untuk PAD. (wan/rev)
Baca Juga: Wahana Rumah Horor Indonesia di Tuban Diserbu Pengunjung, Tiap Hari Terjual 1.000 Lebih Tiket
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News