Jelang Wukuf, Calon Jamaah Haji Indonesia Diuji Berbagai Musibah

Jelang Wukuf, Calon Jamaah Haji Indonesia Diuji Berbagai Musibah Ilustrasi

MAKKAH, BANGSAONLINE.com - Jelang wukuf di Arofah, jamaah haji asal Indonesia di uji dengan berbagai musibah. Selain serangan batuk pilek, bertambahnya jamaah yang meninggal hingga terbakarnya penginapan.

Musibah berupa penyakit batuk pilek mendera mayoritas jamaah haji asal Indonesia. Suara batuk sahut sahutan saat mereka salat jamaah di beberapa masjid terdekat dengan maktab maupun di Masjidil Haram.

Baca Juga: Viral Pernyataan Babe Haikal Terkait Sertifikasi Halal, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok

Melihat kondisi itu, baik dokter TKHI maupun dokter bawaan KBIH terus melakukan kontrol pada para jemaah haji di kamar maktab masing - masing.

Seperti dikutip dari suryaonline, dr I'in didampingi tenaga medis, Sugianto, keliling kamar di maktab untuk mengecek kondisi jemaah haji. "Batuk ini karena jemaah haji menghadapi cuaca atau suhu yang berbeda dengan di tanah air. Ada juga karena alergi debu, termasuk ada yang memaksa minum air dingin (es). Padahal sudah diimbau untuk tidak minum air dingin,"kata Sugianto. Jemaah haji sendiri diharap tetap mengenakan masker, terkecuali saat di Armina.

Diberitakan sore tadi sudah ada jemaah haji yang lebih awal menuju Armina. Mereka sudah dibekali untuk menghadapi kemungkinan cuaca yang berbeda di Armina dengan aktifitas pelaksanaan haji yang membutuhkan tenaga ekstra, dibanding saat keberadaan di Makkah.

Baca Juga: Siswa MTsN Kota Pasuruan Juara 1 MYRES Nasional, Mas Adi: Anak Muda yang Harumkan Daerah

Sementara itu, untuk data asal Indonesia yang meninggal, berdasarkan Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, menyebutkan lima jamaah baru yang meninggal adalah : Sofiyah Sholeh Jamhari binti HM Sohe (74) asal embarkasi JKG kloter 007 meninggal pada 7 September 2016 di RSAS Makkah akibat digestive diseases.

Sumi binti Sahrul Towasi (80) asal embarkasi SUB kloter 003 meninggal pada 7 September di RSAS Makkah, Nur Wachid bin Abdul Majid Samsul (68) asal embarkasi SUB kloter 25 meninggal pada 7 September di RSAS Makkah.

Kemudian Sahriye binti Sulaiman Kaima (71) asal embarkasi SUB kloter 17 meninggal pada 7 September di RSAS Makkah akibat cardiovascular diseases, dan Sulkan bin Satiman Lasijah (57) asal embarkasi SOC kloter 063 meninggal pada 7 September di Pemondokan Makkah akibat cardiovascular diseases.

Baca Juga: Keluarga Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kabupaten Kediri

Dengan demikian, sudah 76 jamaah haji yang wafat di tanah suci. Pemerintah pun sudah menjamin bahwa semua jamaah yang wafat di Saudi bahkan sejak di embarkasi akan dibadalkan hajinya.

Tidak itu saja, musibah kebakaran juga melanda tempat penginapan jamaah haji Indonesia di Pemondokan 624 (Syisyah Tower), Syisyah, Makkah, Kamis (8/9). Kejadian yang menimpa kamar 215 pada pukul 10.15 waktu setempat itu terjadi akibat korsleting alias hubungan arus pendek.

‘’Penyebabnya korsleting. Ada dua cok untuk rice-cooker dan handphone. Korsletingnya di handphone,’’ kata Kepala Sektor 06, Mazdjad Mohammad Syah, di Syisyah, Makkah, Kamis (8/9). "Karena rice-cooker dekat dengan dinding, maka satu tempat tidur dan kasurnya habis terbakar.’’

Baca Juga: Aura Kekuasaan Jokowi Meredup, Ini Dua Indikatornya

Mazdjad mengatakan kamar 215 diisi oleh lima ibu-ibu dari kloter BTH-09. Setelah masak nasi pada pagi hari, kelima ibu-ibu tersebut pergi meninggalkan kamar karena kegiatan pembinaan jamaah jelang persiapan Armina. Jadi, kamar dalam keadaan kosong ketika musibah kebakaran terjadi.

Kemudian ada salah satu jamaah yang kebetulan izin masuk kamar, melihat ada asap di lantai dua. Hal tersebut langsung diinformasikan kepada ketua kloter BTH-09. 

Petugas hotel langsung datang memadamkan asap. ‘’Alhamdulillah, dalam 30 menit selamat. Jamaah segera dievakuasi ke bawah dan tidak ada korban satupun. Jamaah semua selamat, hanya kebakaran di kamar ini saja,’’ katanya.

Baca Juga: Tanda-Tanda Kiamat: Cuek, Tak Punya Malu, Orang Tak Pantas Ditokohkan tapi Ditokohkan

Jamaah langsung keluar ke jalan-jalan untuk mengamankan diri dari asap. Setelah kondisi bisa diamankan, jamaah baru kembali ke kamarnya masing-masing. Kecuali jamaah di lantai dua yang harus menanti sejenak sampai kondisinya benar-benar aman. Sementara, kelima ibu-ibu yang kamarnya kebakaran tersebut dipindah ke kamar.(sry/rplk/okz/dio)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO