SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dul Hasan (71), pengola Ikan Terung di Pesisir Kenjeran, telah mengekspor terung rebus ke Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan, dalam tujuh tahun terakhir.
“Saya sudah menjadi pengolah ikan terung selama dua puluh tahun untuk diekspor. Saya juga menjual udang kecil yang biasa saya kirim ke Kediri, Pare, Malang sama Surabaya, tapi kalau udangnya jelek saya kirim ke Bali”, ungkap Dul Hasan.
Dul Hasan mengirim olahan ikan terungnya ke Tacik di Makassar, untuk selanjutnya diekspor ke Malaysia, Singapura dan Korea Selatan.
Dia mengenal Tacik sudah tujuh tahun silam karena diberi tahu pedagang kerupuk yang biasa membeli di Dul Hasan. Untuk pengiriman ke Makassar sebanyak 1 kontainer untuk terung rebus.
Dul Hasan mendapatkan bahan (ikang terung) dari nelayan di sekitar rumahnya dan di Madura hanya sekitar dua kwintal, untuk mendapatkan bahan yang banyak dia membeli bahan di Indramayu dan Cirebon sebanyak 3 kwintal hingga 10 ton.
Untuk pengiriman tergantung cuaca, bulan Nopember hingga Maret dua minggu sekali mengirim terung rebus 4 kwintal hingga 10 ton, untuk bulan April hingga bulan Oktober hanya 1 bulan sekali sebanyak 3 kwintal hingga 1 ton.
Terung Rebus harganya di hitung perbiji, ukuran besar seharga Rp 150 ribu yang berisi 40-60 biji, yang sedang harganya Rp 80 ribu berisi 60-80 biji, untuk yang kecil seharga Rp 45 ribu berisi 80-110 biji.
Krupuk Terung hanya dijual untuk orang-orang sekitar saja dengan harga Krupuk yang berukuran besar Rp 180-220 ribu per kg, untuk ukuran Krupuk yang kecil harganya Rp 125-180 ribu per kg.
Pengolahan Terung Rebus dengan Krupuk terung berbeda. Terung Rebus diawali direndam di air garam, setelah itu dikeringkan selama dua hari sampai kering.
Untuk krupuk terung pengolahannya diinjak-injak di dalam air, setelah itu dikeringkan hingga kering lalu di goreng menggunakan pasir kurang lebih dua jam. Disimpan dulu, sampai ada pesanan, baru digoreng dengan minyak. (luckman hakim/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News