JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan anggotanya yang diduga memukul petugas Aviation Security berinisial E di Bandara Soekarno Hatta telah diamankan Detasemen Polisi Militer (Denpom). Dia memastikan bahwa akan ada sanksi kepada anak buahnya itu.
"Anggota yang melakukan pemukulan sekarang sudah di Denpom. Diproses hukum. Walaupun departemen perhubungan menyampaikan bagi TNI yang bermasalah harus diproses hukum," kata Gatot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/10).
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Gatot meminta ke depan seluruh anggota hingga pejabat TNI harus taat pada aturan yang berlaku. Gatot sendiri mengaku selalu mengikuti prosedur dengan melepas atribut yang dikenakannya saat di bandara.
"Namanya prajurit TNI sampai dengan jenderal dia harus patuh terhadap hukum. Mungkin kemarin, dia masuk, disuruh copot sabuk dan sebagainya. Tapi harus patuh," ujarnya. "Saya sendiri kalau di bandara saya lepas kok semuanya," tambahnya.
Kejadian itu berawal dari perdebatan saat jenderal bintang dua itu menolak melepas gesper dan ikat pinggang saat diperiksa oleh petugas Aviation Security berinisial E. Saat itu datang petugas Avsec lainnya yang berinisial A ikut cekcok.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo
Diduga karena ada kata-kata yang menyinggung, anggota protokoler jenderal bintang dua itu memukul A. Anak buah sang Mayjen itu juga menantang A berkelahi di luar. Keributan ini bisa dicegah saat petugas Polisi Militer TNI AU melerai kejadian itu. Anggota protokoler itu pun pergi.
Sementara hingga kemarin, personel Aviation Security (Avsec) Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Agus Salim, masih belum masuk kerja setelah dipukul oleh oknum TNI ketika menjalankan tugasnya di SCP (Security Check Point) 2 pada Jumat (7/10/2016).
"Lukanya memang tidak terlalu fatal. Tapi, sampai sekarang, dia belum masuk kerja. Saya minta sama dia, kalau belum bisa masuk, jangan masuk dulu. Pihak perusahaan bisa memahaminya," kata Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta, M Suriawan Wakan seperti dilansir Kompas.com.
Baca Juga: Purnawirawan TNI-Polri Deklarasi Dukung Khofifah Menang Pilgub Jatim di Gedung Juang Surabaya
Pada hari kejadian, Agus disebut mendapat pukulan di bagian perut dua kali dan di wajah satu kali. Wakan belum menerima informasi lebih lanjut bagaimana kondisi terkini Agus, apakah lukanya sudah membaik atau masih dalam perawatan.
Sementara kemarin, PT Angkasa Pura II menggelar pertemuan dengan semua jajaran TNI, mulai dari protokoler TNI AU, AL, pihak Mabes AD, hingga Kodim serta Korem setempat.
Wakan menuturkan, di hadapan jajaran TNI, pihak AP II menjelaskan apa tugas dan fungsi personel Avsec dalam menjalankan pekerjaannya di bandara, juga soal standar pengamanan di SCP 1 dan 2.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Ngawi Gelar Sosialisasi Netralitas ASN, TNI dan Polri
SCP 1 yang biasanya ditempatkan di pintu masuk bandara fokus pada pemeriksaan barang. Sedangkan SCP 2 yang biasanya ada di dekat area boarding, khusus memeriksa orang dan barang bawaannya.
Terkait dengan aturan melepas ikat pinggang dan jam tangan, tertera dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional dan Surat Instruksi Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kewajiban Perbaikan Sistem Keamanan Bandar Udara.
Wakan melihat, jajaran TNI menyambut baik penjelasan tersebut dan sepakat untuk ikut serta dengan aturan itu. Dia juga berharap, tidak ada peristiwa serupa yang terjadi lagi ke depannya.
Baca Juga: Pj Bupati Jombang Hadiri Peringatan HUT ke-79 TNI
"Prinsipnya mereka mengerti. Masalah kemarin sangat kami sayangkan, tapi juga ada miskomunikasi dan kami terbuka jika ada masukan ke depannya. Avsec memang harus menjalankan tugasnya dan dilaksanakan dengan santun serta profesional," ujar Wakan.(kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News