JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tayangan Indonesia Lawyer Club (ILC) TVOne bertema: Setelah Ahok Minta Maaf…mendapat respon publik gara-gara Nusron Wahid tampil dengan gaya tidak sopan kepada ulama.
Di media sosial, pasca acara ILC, nama Nusron sangat populer di kalangan pendukung Ahok. Nusron dianggap pahlawan. Bahkan di Facebook ada yang menulis: “berkat roh kudus Nusron dapat membungkam ulama, Dhani dan politisi lainnya di ILC.”
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Rencanakan RPP Tata Ruang Wilayah Nasional
Sebaliknya, di kalangan umat Islam banyak yang kesal, karena gaya bicara dan subtansi yang disampaikan Nusron tidak mencerminkan sosok pemegang jabatan ketua PBNU.
Publik terkaget-kaget dan ada yang menilai Nusron antitesis dari kultur NU yang santun dan hormat pada ulama.
Jika memperhatikan cara bicara Nusron, maka kita teringat kata-kata OC Kaligis, “bahwa orang yang membela akan menyesuaikan dengan karakter orang yang dibela” .
Baca Juga: Sandiaga Uno Beri Sinyal Gabung Prabowo-Gibran, Nusron: Semua Indah pada Waktunya
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nusron secara berlahan-lahan telah menyesuaikan diri dengan karakter Ahok. Maka wajar gaya bicaranya tak juah beda dengan Ahok.
Mencederai Ulama
Mungkin publik baru kali ini mengetahui bagaimana sikap Nusron terhadap kiai atau ulama. Tetapi kiai-kiai NU telah merasakan perlakuan tidak baik dari Nusron, khsusnya ketika Muktamar NU di Jombang 2015.
Baca Juga: Dominasi PKB-Cak Imin Hilang, Wajah PBNU Diwarnai PDIP, Golkar, PPP dan Pejabat Kemenag
Di grup WA para aktivis NU muda, Nusron dengan bangga mengakui tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya di Muktamar NU. Ia juga mengaku telah menghambat KH Hasyim Muzadi agar tak jadi Rais Am PBNU.
Pengakuan itu tentu semakin menguatkan siapa sebenarnya Nusron. Bahkan bila kita merujuk, “Buku Putih Tentang Muktamar Hitam” menjadi jelas siapa Nusron sebenarnya.
Dalam buku itu disebutkan Muktamar NU di Jombang dijalankan dengan cara melanggar aturan dan tak sesuai dengan tradisi nahdhliyin serta banyak menista kiai atau ulama. Banyak sekali praktik kecurangan yang tampaknya sengaja dirancang sedemikian rupa.
Baca Juga: Soal Abu Janda, Mantan Ketum Ansor: Semoga NU Dijauhkan dari Penumpang Merusak dari Dalam
Ini terbaca dari pengakuan para ketua PWNU yang hadir dalam Muktamar NU itu. Dalam buku itu mereka menyatakan Muktamar NU di Jombang penuh dengan kecurangan, perlakuan kasar pada kiai atau ulama, perampasan hak, LPJ palsu tanpa tanggapan dari peserta Muktamar. Bahkan nama anggota-anggota AHWA juga fiktif karena pengambilan nama kiai itu tidak berdasar pilihan peserta Mutkamar NU tapi diambil dari daftar peserta saat melakukan registrasi. Dan masih banyak berbagai pelanggaran dan kecurangan lain.
Sedemikian buruknya penyelenggaraan Muktamar NU itu sampai media-media menulis pelaksanaannya amburadul. Jawa Pos membuat headline: “Muktamar NU Gaduh, Muktamar Muhamamdiyah Teduh”.
Gus Mus sebagai Rais Am menangis karena merasa malu dan kecewa pada Panitia Muktamar yang diketuai Imam Aziz dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Peneliti asing menyimpulkan bahwa Muktamar NU di Jombang adalah Muktamar NU terburuk dalam sepanjang sejarah Muktamar NU. Lebih menyedihkan kini hasil Muktamar NU digugat di pengadilan.
Baca Juga: Laknatullah! Mushaf Alquran Dibakar di Swedia
Sekali lagi, keadaan Muktamar yang demikian buruk itu terjadi akaibat ulah kader NU yang tak lagi menghormati kiai, di antaranya Nusron Wahid. Karena itu Cak imin menyindir, ”Orang NU semua tau siapa Nusron itu.”
Tafsir
Sebelum acara ILC digelar Nusron telah menyatakan akan melawan siapapun yang menggunakan al-Quran untuk politik. Semua mafhum ancaman Nusron itu ditujukan kepada mereka yang menolak Ahok dengan mendasarkan pada al-Quran.
Baca Juga: Gus Solah Ajak Laporkan Balik, Jika Ahok Pidanakan KH Ma’ruf Amin
Dan benar. Dalam ILC itu Nusron tampil dengan sangat kasar tanpa sopan santun kepada kiai atau ulama. Akibatnya publik mengecam. Mereka menganggap akhlak dan cara bicara Nusron mencederai ulama.
Begitu juga subtansi dari apa yang diucapkan Nusron dianggap tidak berdasar.
Publik juga kaget ketika Nusron berani menyentuh tafsir. Apalagi disampaikan dengan suara sangat lantang dengan mata melotot dan wajah marah-marah.
Baca Juga: Din Syamsuddin: Umat Islam Dikalahkan Kelompok Kekuatan Ekonomi
Memang tidak semua yang dikatakan Nusron itu salah. Tetapi karena disampaikan dengan cara yang tidak sopan, maka publik yang mendengarkan Nusron diliputi perasaan jengkel. Akibatnya kejengkelan itu menutupi sekidkit hal yang benar dari ucapan Nusron.
Namun hampir keseluruhan apa yang disampaikan Nusron tentang tafsir al-Quran patut dipersoalkan, baik dari segi teori, maupun keakuratan referensi. Yang pasti, dengan gaya bicara seperti itu, ia menunjukkan ketidakmatangan intelektual dan emosional.
Walhasil, apa yang disampaikan Nusron menjadi tidak jelas dan menimbulkan respon negative dari masyarakat Indonesia. Kita teringat kata-kata hikmah, “Bicara salah dan tanpa ilmu, jika didengar oleh orang awam, akan menyesatkan, dan jika didengar orang yang mengerti akan dicela (menjadi bahan olok-olok).
Baca Juga: Sidang Kasus Penistaan Agama Ahok, JPU: Dia Merasa Paling Benar
Kini apa yang disampaikan Nusron benar-benar jadi bahan olok-olokan netizen.
(Abul Mufiz, aktivis NU dan tinggal di Jakarta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News