PACITAN, BANGSAONLINE.com - Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pacitan terpilih, H. Efendi Budi Wirawan (EBW), pasang target menjadi pemenang pemilu pada perhelatan pemilu legislatif tahun 2019 mendatang di Pacitan. Target politik itu dilontarkan paska terpilihnya kembali dirinya sebagai nahkoda parpol berlambang pohon beringin tersebut pada Musda ke IX Partai Golkar, Sabtu (15/10) malam.
Menurut EBW, sapaan akrab Efendi Budi Wirawan, pada perhelatan Pileg 2014 lalu, Partai Golkar, sudah berada dipos‎isi kedua dalam perolehan suara serta kursi parlemen di level pusat. Tentu prestasi politik itu akan dijadikan bekal bagi Golkar dalam meraih simpati publik di Pileg mendatang. EBW mengakui, keterwakilan Golkar di parlemen lokal, memang masih tertahan di tujuh kursi. Persoalan tersebut sebagai imbas menurunnya alokasi kursi DPRD Pacitan, yang semula 45 kursi menjadi 40 kursi.
Baca Juga: Golkar Pacitan Membuka Diri Bagi Parpol Lain yang Hendak Bergabung Dalam Satu Fraksi
"Sejatinya, kalau alokasi kursi tidak berkurang, Golkar masih bertahan dengan keterwakilan 9 kursi di DPRD Pacitan," jelas EBW, saat dikonfirmasi di kediamannya, Senin (17/10).
Lebih lanjut, ketua parpol tiga periode tersebut mengungkapkan, sebagai parpol yang sudah berpuluh tahun malang-melintang di panggung politik praktis, target kemenangan memang menjadi hal paling mendasar disetiap event politik. Bukan hanya posisi di lembaga legislatif, Golkar juga akan berupaya sekuat tenaga untuk bisa memposisikan kader terbaiknya pada jabatan strategis di eksekutif.
"Ini bukan ambisi pribadi. Setiap parpol, tidak terkecuali Partai Golkar, pasti akan ambil bagian disetiap event politik. Begitu juga diperhelatan pemilu kepala daerah nantinya, Golkar tentu akan mengirimkan kader terbaiknya untuk berkompetisi merebut kursi orang nomor satu di eksekutif," tandas EBW.
Baca Juga: Putri Ketua DPD Partai Golkar Pacitan Dipinang Tiga Balon Bupati sebagai Cawabup
Saat ditanya ketidakhadiran Golkar pada pilkada lalu, EBW menegaskan, situasi yang kurang mendukung, sehingga mengharuskan Partai Golkar, "mundur" dari panggung politik Pilkada ketika itu. "Situasinya memang tidak situasional. Sehingga kami memilih abstain, dari panggung Pilkada. Namun kedepan, Golkar akan lebih eksis lagi," pungkasnya. (yun/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News