PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Lomba karapan sapi piala bergilir Presiden RI 2016 dimulai di lapangan Stadion Soenarto Hadiwidjojo, Pamekasan, Minggu (30/10). Lapangan seakan tak muat menampung animo penonton di Pamekasan, hingga meluber. Banyak tamu kehormatan dari dalam negeri maupun luar negeri yang ada di panggung kehormatan.
Lomba yang sangat bergengsi bagi warga Madura ini diawali dengan tari Pecot yang diperagakan 600 siswa dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Pamekasan. Tarian diiringi musik tradisional daul "Putra Meonk".
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Kepala Bakorwil IV Pamekasan Azhar membuka festival karapan sapi yang diikuti oleh 24 peserta tersebut. Ke-24 peserta itu merupakan pemenang lomba di empat kabupaten di Madura yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
Pasangan sapi yang disertakan dalam festival itu antara lain bernama Nangkonang dari Pamekasan, Kalajengking dari Sumenep, Cong Lorong dari Sampang, Mabes Terbang dari Bangkalan dan Hajar Bos dari Pamekasan.
Lalu ada pasangan sapi Cabe Rawit dari Sampang, Hitam Manis dari Bangkalan, Gajah Mada dari Sumenep, Tok Ngaltok dari Bangkalan, Sahrini dari Pamekasan, Setan Balap dari Bangkalan, Dor To Dor dari Sampang, Rudal Sapudi dari Sumenep, Teror Serdadu dari Pamekasan, dan Predator dari Sampang.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
"Festival karapan sapi kali ini, lebih meriah dari tahun lalu, karena diawali dengan pementasan tari kolosal yang melibatkan ratusan siswa," kata Azhar.
Ia menambahkan penyelenggara juga mengundang perwakilan dari kedutaan besar Jepang, China dan Amerika Serikat untuk menghadiri acara pembukaan festival.
Bupati Pamekasan Achmad Syafii juga beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pamekasan menyaksikan acara pembukaan festival.
Baca Juga: Festival Tari Unggulan Meriahkan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-494
Pengunjung menyesaki arena lomba kerapan sapi memperebutkan lomba karapan sapi yang identik dengan sebutan Gubeng ini. Lomba juga digelar juga dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-486.
Pada lomba tersebut, panitia tetap menerapkan pola lama yakni sistem rekeng dan tidak memberlakukan sistem pakopak yang lebih identik dengan pola tanpa kekerasan terhadap hewan. Lomba tahunan ini mendapat penagwalan ketat dari personel Polri maupun TNI. (err/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News