SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) kembali turun jalan, Senin (31/10). Mereka mendatangi kantor Bupati Sumenep, Busyro Karim, untuk menagih janji politik yang dinilai tidak ditunaikan dengan baik. Versi mahasiswa, jargon ‘Nata Kota Bangun Desa’ sekadar konsep. Implementasinya jauh panggang dari api.
Sayangnya mereka tidak ditemui orang nomor satu di jajaran pemkab Sumenep itu. Mereka sebenarnya ingin memaksa masuk ke kantor bupati. Tapi karena kalah jumlah dengan aparat kepolisian yang berpagar betis di depan kantor pemkab, akhirnya mereka membubarkan diri, meski nyaris sempat terjadi baku hantam.
Baca Juga: Brida Sumenep Bersama LPPM Uniba Madura Lakukan Penelitian dan Pendataan Garis Kemiskinan
“Kami hanya ingin bertemu bupati. Kenapa dihalang-halangi?” teriak kordinator aksi, Bisri Gie.
Setelah itu, mereka langsung bergerak menuju kantor DPRD Sumenep. Selain karena ingin menemui anggota dewan, mereka juga ingin menunggu bupati di sana. Mereka berkeyakinan rapat paripurna istimewa Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-747 di gedung dewan dihadiri bupati.
Tetapi saat tiba di depan kantor DPRD, lagi-lagi mereka dipertemukan dengan polisi yang berpagar betis. Mereka tidak diperkenankan masuk gedung dewan, karena rapat paripurna sedang berlangsung. Sehingga akhirnya mereka memilih berorasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Baca Juga: Bangun Kabupaten Sumenep, Pemkab Libatkan Berbagai Unsur
Selang beberapa menit kemudian, para aktivis mahasiswa berlarian menuju pintu keluar di sebelah selatan. Hal itu karena mereka melihat bupati keluar dari gedung dewan dan langsung masuk mobil dinas.
“Turun, Pak!” teriak sebagian massa.
Tapi upaya mereka menghentikan mobil dinas bupati tidak berhasil. Karena mobil tersebut tetap melaju ke arah timur, tak memerhatikan mahasiswa yang berlarian dan berteriak meminta menghentikan laju kendaraan.
Baca Juga: Direktur Utama RSUD dr Moh Anwar Sumenep Beberkan Manfaat DBHCHT di Sektor Kesehatan
Setelah ditemui Ketua DPRD Sumenep, Herman Dali Kusuma, massa membubarkan diri dengan tertib. Oleh Herman, aktivis mahasiswa diminta menuliskan semua tuntutannya dalam surat resmi. Dia berjanji, semua keinginan mahasiswa akan ditindaklanjut. (mat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News