GRESIK, BANGSAONLINE.com - Luapan sungai Bengawan Solo pada Jumat (2/12), makin parah. Dampaknya, wilayah yang terkena banjir terus bertambah. Di Kecamatan Bungah misalnya, kondisi debit air yang menggenangi rumah warga terus naik, jumlah korban banjir juga terus bertambah.
"Kamis (1/12), rumah saya belum kemasukan air. Namun sekarang, Jumat (2/12), air sudah masuk rumah," ungkap Imam Mawardi, salah satu warga Desa Bungah Kecamatan Bungah kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Menurut dia, keberadaan BGS (Bendung Gerak Sembayat) di Desa Sidomukti Kecamatan Bungah yang konon bisa menampung hingga 7 juta meter kubik lebih air, ternyata tidak bisa berbuat banyak. Terbukti, BGS tersebut tidak bisa membuat banjir surut.
"Mungkin di wilayah sekitar BGS air Bengawan Solo tidak meluap. Namun, di wilayah Kecamatan Bungah lain seperti Desa Bungah, Mojopuro Wetan dan lainnya tetap banjir
Rata-rata, lanjut dia, wilayah di Kecamatan Bungah yang tergenang banjir adalah di timur BGS atau air setelah melewati BGS. "Lho kok bisa wilayah di timur BGS tetap banjir, air meluap, padahal BGS telah dibuka. Ini jelas ada yang salah," cetusnya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Karena itu, dia meminta pemerintah tidak hanya mengandalkan BGS untuk mengatasi banjir luapan Bengawan Solo. Namun, pemerintah harus menemukan cara baru untuk mencegah Bengawan Solo meluap.
"Bisa pemerintah membuat sudetan baru seperti di Desa Pelangwot Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan," terangnya.
Imam menambahkan, para korban banjir rata-rata masyarakat yang sudah mampu. Mereka tidak membutuhkan bantuan makanan. "Kami butuh wilayah kami tidak banjir lagi," pungkasnya. (hud/rev)
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News