BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pihak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang mengoperatori proyek migas di desa Mojodelik menyatakan saat ini sedang mencari tahu penyebab kejadian Minggu (18/12). Hal ini terkait 6 warga yang mengalami mual dan pingsan setelah menghirup bau gas Hidrogen Sulfida (H2S) dari proyek migas Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Bojonegoro.
Juru bicara EMCL, Rexy Mawardijaya yang dihubungi via ponselnya, tidak memberikan penjelasan detil terkait dengan kejadian yang dialami 6 warga ring 1 blok Cepu, Minggu. Namun, Rexy menyatakan, sedang mencari tahu penyebab kejadian yang dikeluhkan masyarakat ini.
Baca Juga: EMCL Sukses Lakukan Pengapalan ke 1.000 Minyak Mentah Blok Cepu untuk Indonesia
"Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan kegiatan operasi kami berjalan dengan aman dan efisien. Dan, juga kami sedang mencari tahu penyebab keluhan masyarakat hari ini. Keselamatan dan keamanan masyarakat, pekerja dan lingkungan sekitar adalah prioriotas kami dalam beroperasi," tutur Rexy kepada BANGSAONLINE.com, Senin pagi (19/12).
Sekadar diketahui, peristiwa keracunan terhadap warga ring 1 ini bukan kali pertama, melainkan sudah kesekian kalinya.
Kondisi 6 warga yang keracunan usai menghirup gas H2S ini dipastikan oleh dr. Anggraini, petugas Puskesmas Kecamatan Kalitidu. Mereka pun harus menjalani perawatan intensif.
Baca Juga: Difasilitasi EMCL, Nelayan di Tuban-Lamongan Berlomba Buat Sambal dan Olahan Hasil Laut
"H2S adalah gas yang tidak berwarna. Mengandung racun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk," jelasnya, Minggu sore (18/12).
Keenam korban tersebut antara lain, ibu Samini, Siti, Nyamikarin, Muflikatun Nikmah. Sedangkan dua korban bernama Warsiti dan Sofiana mengalami pingsan.
Keenam korban merupakan warga ring 1, proyek migas yang dioperatori EMCL di Desa Mojodelik.
Baca Juga: SKK Migas Jabanusa Bersama KKKS Gelar Lokakarya Media III: Sinergi Menuju Ketahanan Energi Nasional
Munculnya bau gas busuk itu sekitar pukul 13.30 WIB. Warga setempat langsung panik dan berhamburan keluar rumah serta pergi ke tempat yang lebih jauh. Peristiwa seperti itu kerap terjadi di desa ini.
Berikut redaksi lengkap penjelasan Juru bicara EMCL, Rexy Mawardijaya yang dikirim melalui sms kepada BANGSAONLINE:
"EMCL masih dalam tahapan start up dan commisioning. Hari ini operasi kami berjalan normal dan aman.
Baca Juga: SKK Migas Apresiasi Program Penghijauan FSO Gagak Rimang
Apabila terjadi sesuatu hal yang tidak normal, kami akan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan kegiatan operasi kami berjalan dengan aman dan efisien. Dan, juga kami sedang mencari tahu penyebab keluhan masyarakat hari ini.
Keselamatan dan keamanan masyarakat, pekerja dan lingkungan sekitar adalah prioriotas kami dalam beroperasi. Silakan hubungi kami apabila terdapat pertanyaan berkaitan dengan kegiatan operasi kami. Terima kasih." (Rexy Mawardijaya, public affairs supervisor, exxonmobile). (dur/nur)
Baca Juga: Puluhan Wartawan Bojonegoro dan Tuban Explore Lapangan Minyak Banyu Urip
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News