PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Kepala Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Rahardi Subarno, berusaha untuk menghidupkan kembali bahasa Jawa kromo madyo dan kromo inggil yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Ia membuka les bahasa Jawa di rumah baca yang dikelola dekat rumahnya.
“Berawal dari keprihatinan yang mendalam, saya memulai mengajar dan belajar bahasa Jawa bersama dengan empat orang anak yang masih bersekolah di SD di sekitar lingkungan saya,” ujar Barno, panggilan akrabnya saat ditemui di sela-sela memberikan materi les bahasa Jawa, Sabtu (31/12) lalu.
Baca Juga: Pemdes Lobuk Raih Juara 4 Lomba Desa Tingkat Provinsi
Menurutnya, bahasa Jawa adalah bahasa yang adi luhung, dengan memperhatikan etika, tata karma, dan anggah ungguh yang tidak dimiliki bahasa lain di dunia ini. “Sementara suku atau bangsa lain belajar bahasa Jawa, generasi kita malah melupakannya dengan bangga belajar bahasa Inggris atau bahasa Mandarin,” terang kades Bringinan tersebut.
Dari empat siswa yang datang pertama kali, setelah dua bulan berjalan kini sudah ada 32 siswa. Mereka secara rutin setiap malam Rabu dan malam Minggu belajar bahasa Jawa bersama.
“Sebenarnya saya tidak memiliki kemampuan berbahasa Jawa secara mendalam atau ahli bahasa Jawa. Namun dengan belajar sebelum mengajar, saya mengajak anak-anak di Desa Bringinan dan dua orang dari Desa Ngumpul untuk bisa berkomunikasi secara halus menggunakan bahasa Jawa,” jelasnya.
Baca Juga: Sunat BLT DD, Kasun di Ponorogo Akhirnya Minta Maaf
Terlebih sebagai kepala desa dan sering melakukan presentasi tentang pupuk organik, dia merasa menang mental walau tidak pernah belajar menjadi seorang guru.
“Alhamdulillah, kemampuan mengajar saya diakui anak-anak. Harapan saya dengan pembelajaran ini bahasa Jawa terus mendapat perhatian dan tidak kalah dengan bahasa modern yang lain. Prinsip kami, aku anak e wong Jowo, kudu iso boso Jowo,” lanjut Barno.
Tidak hanya itu, sebagai kepala Desa Brnginan, dia juga menerapkan aturan untuk pelayanan masyarakat di balai desa. Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, pelayanan di balai desa harus menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Jika tidak menggunakan maka dipastikan masyarakat yang datang tidak dilayani.
Baca Juga: Galakkan Kerja Bakti Serentak, Bupati Sugiri Sancoko Gelar Aksi Blusukan
“Semua hal tersebut saya terapkan dengan tujuan masyarakat Jawa sekarang lebih mencintai kebaradaan bahasanya yang ternyata sangat luar biasa akan nilai yang terkandung didalamnya sehingga bahasa Jawa tetap lestari hingga akhir jaman,” pungkas Rahardi Subarno.(yah/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News