BLITAR, BANGSAONLINE.com - Berbagai jenis makanan yang biasa dijajakan di area sekolah dasar di Kota Blitar, terindikasi mengandung zat berbahaya. Pantauan Dinas Kesehatan setempat, hingga saat ini makanan itu masih dijual bebas.
Kepala Dinkes Kota Blitar, Ngesti Utomo, mencontohkan beberapa jajanan yang berbahaya. Di antaranya makanan jenis cilot, bakso goreng, dan tahu goreng yang disajikan menggunakan saos yang terbuat dari pewarna berbahaya. Selain itu beberapa jenis makanan lainnya, juga diketahui mengandung bahan pengawet.
Baca Juga: Produk dengan Izin Palsu Beredar Luas di Blitar
Menurutnya, pewarna makanan sering dijadikan sebagai bahan tambahan pada makanan, agar warna dari makanan menjadi lebih menarik dan disukai anak-anak. Saat ini, sekitar 90 persen zat pewarna sintesis digunakan oleh pabrik-pabrik makanan agar tampilan makanan yang dijual menjadi lebih menarik.
"Selain ada yang mengandung zat berbahaya dari bahan pembuatannya, berdasarkan pantauan kami, juga ada yang proses pengolahannya serta penyajiannya kurang higienis. Sehingga baik yang secara langsung maupun yang akan terlihat, anak-anak sering mengkonsumsi makanan tak sehat," paparnya, Jumat (13/1).
Mengantisipasi terjadinya keracunan pada siswa, Ngesti menegaskan jika Dinkes akan rutin melakukan pemantauan. Termasuk, uji laboratorium terhadap beberapa jenis sampel makanan yang biasa dijajakan di area sekolah.
Selain itu melalui Puskesmas, saat ini Dinkes juga tengah gencar melakukan pendataan kepada para penjual di sekolah-sekolah. Dengan maksud agar jika terjadi sesuatu, mudah diketahui penyebabnya.
"Bukan hanya mendata, namun juga dibina, agar apa yang mereka jual itu tidak membahayakan kesehatan pembelinya yang masih anak-anak dan belum bisa membedakan mana yang baik dan tidak untuk dikonsumsi," tegas Ngesti. (tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News