SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tensi politik nasional memanas sebagai imbas dari kasus dugaan penistaan agama dan kompetisi Pilkada Jakarta. Belakangan, panas suhu politik nasional merembet ke Jawa Timur. Terlebih pasca mimbar bebas di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dan demo penolakan kehadiran Habib Rizieq di Surabaya. Aksi kader PDI Perjuangan itu mendapat reaksi keras dari Front Pembela Islam (FPI).
Tak mau terjebak konfrontasi, DPD PDI Perjuangan Jatim memilih menahan diri. Partai Nasionalis ini justru berinisiatif menggelar sholawat bersama GP Ansor Jatim. Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim, Sri Untari Bisowarno mengungkapkan, acara bertema “Doa untuk Bangsa PDI Perjuangan Bersholawat” itu terkait HUT PDIP ke-44 yang jatuh di bulan Januari.
Baca Juga: Dukungan Gus Mujib-Ning Wardah Semakin Kuat dengan Rekom PDIP
“Ini acara yang sudah terjadwal, masih dalam rangka HUT PDIP ke-44. Penyelenggaranya sayap partai yakni Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Jatim. Insya Allah acara ini akan diikuti sedikitnya 2.250, termasuk para santri, GP Ansor dan Banser,” terang Untari, Jumat (27/1).
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim berharap, dengan acara ini Indonesia dihindarkan dari perpecahan antar anak bangsa, dan memberi pesan bahwa Indonesia adalah Bangsa yang Berbhineka Tunggal Ika. Tempat bagi semua suku bangsa dan agama.
“Dan PDI Perjuangan siap menjadi Rumah Kebangsaan untuk Indonesia Raya,” tegas politisi asal Malang itu.
Baca Juga: PDIP Dikabarkan Keluarkan Rekom untuk Paslon Yani-Alif di Pilkada Gresik, ini Kata Sri Untari
Untari menambahkan, acara sholawat ini memberi pemahaman kepada masyarakat luas soal isu-isu yang belakangan berkembang dan menyerang PDIP. Di antaranya ada pihak-pihak yang mengaitkan PDIP dengan PKI dan menyebut PDIP anti Islam. Padahal sebaliknya, sekitar 80 persen kader PDIP beragama Islam dan mayoritas warga NU. Bahkan dari 23 pengurus harian DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, 20 di antaranya muslim.
“Melalui PDI Perjuangan Bersholawat ini kita beri pengertian kepada masyarakat, bahwa PDIP itu tidak seperti yang dituduhkan melalui media sosial oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” pungkas anggota Dewan asal daerah pemilihan Malang Raya tersebut. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News