SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang nyaris menangkap Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Kamis (25/01/2024) lalu tampaknya langsung mengubah pilihan politik dua bupati dan satu anggota DPR RI keluarga KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) Tulangan Sidoarjo.
Gus Ali yang selama ini dikenal dekat dengan A. Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, langsung deklarasi mendukung pasangan (paslon) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Padahal Gus Muhdlor, putra Gus Ali, yang kini bupati Sidoarjo adalah kader PKB.
Baca Juga: Gus Ali Kembali Doakan Pasangan SAE Menang di Pilkada Sidoarjo
Saat Pilbub Sidoarjo Gus Muhdlor juga diusung PKB. Untuk mendukung Gus Muhdlor, Cak Imin – panggilan Muhaimin Iskandar – bahkan sempat mengabaikan Iin, putra Bupati Saiful Ilah, anggota DPRD PKB yang juga jadi calon bupati Sidoarjo saat itu.
Bukan hanya Gus Ali dan Gus Muhdlor yang tiba-tiba berubah mendukung 02. Bupati Gresik, Fandi Ahmad Yani, menantu Gus Ali, juga langsung berubah pilihan. Ia mendukung Prabowo-Gibran. Padahal Gus Yani – panggilan Fandi Ahmad Yani – selama ini identik dengan PDIP. Ia bahkan kerap menemani atau bertemu Ganjar Pranowo, capres 03. Gus Yani menjadi bupati Gresik memang diusung oleh PDIP saat pemilihan bupati kota pudak itu.
Gus Yani sebelumnya merupakan kader PKB. Ia bahkan sempat menjadi ketua DPRD Gresik karena PKB menang di kota nasi krawu itu. Namun saat mau menjadi calon bupati Gresik, menantu Gus Ali itu loncat ke PDIP. Otomatis dia ikrar setia pada PDIP dan mendapat kartu anggota PDIP.
Baca Juga: Gerindra Yakini Dhito-Dewi Bisa Jadi Perpanjangan Tangan Pemerintah Pusat
Yang menarik, bukan hanya Gus Ali, Gus Muhdlor dan Gus Yani, yang tiba-tiba berubah. Putra Gus Ali yang lain yaitu Syaikhul Islam yang kini anggota DPR RI dari FKB dari dapil Surabaya-Sidoarjo juga ikut berubah. Ia ikut mendukung 02.
Gus Ali saat mendoakan Anies-Muhaimin di Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (15/10). Foto: Ist
Baca Juga: Pj Zanariah Beri Arahan ke Pejabat Struktural Pemerintah Kota Kediri
Kini Gus Ali dan anaknya, Gus Mudlor serta menantunya, Gus Yani, dan Syaikhul Islam terang-terangan mendukung paslon 02. Mereka ikrar dukung 02 dalam acara shalawatan sekaligus deklarasi di pondok pesantren yang dipimpinnya, yaitu Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Kamis (1/2/2024). Acara tersebut bertajuk Nderek Kyai Prabowo Gibran.
Karuan saja warga Jawa Timur kaget sekaligus prihatin. Para kiai di Jawa Timur yang mayoritas NU sangat kasihan pada Gus Ali yang terpaksa berubah haluan dalam pilpres. Benarkah Gus Ali, anak dan menantunya yang jadi kepala daerah mendapat tekanan? Yang pasti, perubahan tiba-tiba tentang pilihan pilpres yang menimpa Gus Ali itu mendapat banyak perhatian masyarakat Jawa Timur.
“Ini berarti kader-kader NU menjadi target politik dengan cara memainkan hukum,” keluh seorang kiai di grup WhatsAPP (WA) yang anggotanya para kiai, guru besar NU dan aktivis NU.
Baca Juga: Koalisi CBD Kirim Hasil Analisis Ganja Medis ke DPR dan Presiden
“Kita tersinggung karena kader-kader NU dijadikan mainan, sehingga mereka tak akur sesama kader NU,” lanjutnya.
Syaikhul Islam, putra Gus Ali. Foto: istimewa
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Ikut Retreat di Lembah Tidar Bareng Presiden Prabowo
Kalangan petinggi partai di Jawa Timur juga kaget. Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno heran tiba-tiba Gus Yani tiba berubah. Padahal, menurut Untari, Gus Yani adalah kader PDIP.
"Ya, bupatinya kita (Gus Yani). Tapi ya begitu. Seperti yang disampaikan Pak Hasto (Sekjen PDIP) tadi pagi," ujar Untari dikutip detik.com.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa banyak kepala daerah yang merupakan kader PDIP mendapat tekanan. “Tadi pagi Pak Hasto konferensi pers, kan? Dia (kepala daerah) yang nggak tahan (dengan tekanan), ya, jadinya begitu (seperti Gus Yani menghadiri deklarasi Paslon 02 Prabowo-Gibran)," tutur Utari lagi.
Baca Juga: PKB Gelar Konsolidasi Pemenangan Paslon Luman dan Mudah di Pasuruan
Bagaimana dengan PKB? Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid memastikan akan memberi sanksi kepada Gus Muhdlor dan Syaikhul Islam.
"Pasti disanksi keduanya," kata Jazil, panggilan politisi asal Bawean Gresik itu.
Gus Muhdlor bukan hanya hadir dalam acara shalawatan dan deklarasi yang digelar ayahnya, Gus Ali. Tapi Gus Muhdlor juga berorasi.
Baca Juga: Usai Ditangkapnya 3 Hakim yang Bebaskan Ronald Tannur, PN Surabaya Dipenuhi Karangan Bunga
"Yang bisa melanjutkan, yang merepresentasikan. Yang menggambarkan Jokowi hari ini Pak Prabowo," kata Gus Muhdlor dalam orasinya, Kamis (1/2/2024).
Gus Muhdlor mengajak seluruh masyarakat yang hadir untuk mendeklarasikan dukungan bagi pasangan Prabowo-Gibran.
"Nderek kiai pilih Pak Prabowo. Menang sekali putaran!" kata Gus Muhdlor. Ia mengacungkan dua jari.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Petik Melon di P4S Langgeng Mazaya
Seperti diberitakan, KPK menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, Siska Wati, sebagai tersangka pemotongan insentif ASN dengan total Rp 2,7 miliar. KPK juga segera memanggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali dalam kasus tersebut.
Kasus pemotongan insentif ASN itu berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK di Sidoarjo, Jawa Timur, pada pekan lalu. Sebanyak 11 orang ditangkap dalam operasi itu hingga KPK menetapkan Siska Wati sebagai tersangka.
Dilansir detik.com (29/01/2024), Wakil Ketua PKK Nurul Ghufron mengatakan akan segera memanggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor karena diduga terlibat menerima uang hasil pemerasan itu.
"Kami sudah sampaikan tadi bahwa di awal dipungut oleh yang bersangkutan tapi peruntukannya diuntukkan atau digunakan oleh Kepala BPPD dan Bupati. Tentu kepada dua orang ini kami akan konfirmasi," kata Nurul Ghufron.
Selama ini Sidoarjo dikenal sebagai basis NU dan pendukung PKB, disamping PDIP. Otomatis pendukung Anies-Muhamin dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di kota yang letaknya berdampingan dengan Kota Surabaya itu cukup banyak, disamping PDIP.
Sekedar informasi, jumlah anggota DPRD Sidoarjo terbesar yaitu16 kursi, sedang terbesar kedua adalah PDIP, yaitu 9 kursi.
Akankah perubahan Gus Ali dan dua putra serta satu menantunya yang kini mendukung 02 itu akan berpengaruh terhadap suara Anies-Muhamin dan Ganjar-Mahfud? Atau warga NU justru tersinggung karena merasa kadernya dipermainkan?
Kita tunggu hari Rabu tanggal 14 Februari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News