TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Apel pernyataan sikap dan kesetiaan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) kepada kiai dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta lawan radikalisme dan tolak khilafah di bumi Indonesia digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek di alun-alun setempat, Minggu (12/2).
Aksi kali ini dimulai dengan apel kesetiaan Banser dan Banom NU yang selanjutnya dilakukan pernyataan sikap diikuti oleh muslimat NU, Fatayat, GP Ansor, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU, seluruh lembaga NU dan seluruh warga NU se-kabupaten Trenggalek.
Baca Juga: Pengurus Cabang NU Trenggalek Dilantik
Berikut 4 pernyataan sikap yang di bacakan di alun-alun kota Trenggalek yang dihadiri oleh ribuan umat Islam se-kabupaten Trenggalek :
1. Setia kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung Bhineka Tunggal Ika sebagai nilai bangsa Indonesia.
2. Setia kepada Masayikh, Kyai dan para alim ulama ahlussunah wal jamaah an nahdliyin sebagai pewaris para nabi yang menyampaikan risalah risalah kepada umat, maka keberadaan para ulama harus dihormati dan dimuliakan.
3. Para Kyai dan alim ulama bagi bangsa Indonesia bukan hanya milik umat islam saja, akan tetapi merupakan aset bangsa yang sangat berharga sebagai kontributor utama pendirian bangsa Indonesia, para Kyai dan Ulama-lah sebagai pewaris keutuhan NKRI.
4. Menolak segala bentuk radikalisme, sistem khilafah dan segala ideologi yang bertentangan dengan ideologi bangsa dan budaya bangsa Indonesia.
Sementara Imam Rosyidin bendahara Ansor cabang Trenggalek dikonfirmasi di sela-sela gelaran tersebut mengatakan bahwa aksi ini digelar berdasarkan instruksi dari PBNU.
Lebih lanjut menurut Imam, aksi ini sengaja digelar untuk meng-counter aksi-aksi yang selama ini sering mengatasnamakan islam dan ulama.
"Bagi kami Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Siapa pun yang hendak merubah ideologi negara ini, maka kami akan berada di garda terdepan hingga titik darah penghabisan," tegasnya.
Masih menurut Imam, baginya radikalisme dan khilafah jika diterapkan di Indonesia sangat tidak cocok."Yang jelas kami menolak radikalisme dan khilafah di negara ini, karena kita ini memiliki Bhineka Tunggal Ika," terangnya. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News