BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sekitar 150 hektare sawah di lima desa di kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar terancam mengalami kerusakan pasca banjir melanda daerah tersebut. Diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Eko Priyo Utomo, pihaknya sudah melakukan pantauan di daerah terdampak bencana banjir.
Beruntung kata Eko, saat ini ketinggian air sudah mulai surut sehingga kerusakan bisa tidak terlalu parah. "Jika hari ini surut dimungkinkan kerusakan yang terjadi tidak akan terlalu parah, karena berdasarkan pengalaman kita pada bencana banjir sebelumnya, kerusakan baru terlihat pasca seminggu terendam banjir," papar Eko Priyo Utomo, Senin (13/2) siang.
Baca Juga: Ketua DPRD Blitar Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Cuaca Ekstrem
Ia menjelaskan daerah pertanian paling rawan terdampak banjir di antaranya Bacem, Sutojayan, Kedungbunder, dan Sumberrejo. Namun berdasarkan pantauan dinas pertanian, ketinggian air di empat desa tersebut juga sudah mulai turun.
"Sekarang kan sudah mulai surut, jadi kita optimis tidak akan berdampak pada kerusakan yang sampai parah hingga membuat gagal panen. Terlebih saat ini sedang tidak memasuki masa tanam karena masih pembibitan," imbuhnya.
Baca Juga: Hujan Puting Beliung Akibatkan Sejumlah Bangunan di Blitar Rusak
Ia menambahkan karena masih dalam tahap pembibitan, petani yang terdampak bencana banjir pun tidak bisa mengklaim asuransi usaha tanaman padi (AUTP). Pasalnya tanaman baru boleh diasuransikan jika sudah memasuki masa tanam. Dan baru boleh diklaimkan paling tidak sebelas hari pasca penandatanganan asuransi," tuturnya.
Lebih lanjut Eko menambahkan, selain mengancam lahan pertanian rusak, banjir tersebut juga merendam 14 kwintal pupuk di gudang kelompok tani Sutojayan.
"Ada sekitar 10 ton pupuk di gudang tersebut. Namun karena anggota Gapoktan sigap, begitu air datang langsung diangkut sehingga hanya sekitar 14 kwintal yang terkena air," pungkasnya. (tri/rev)
Baca Juga: 4 Korban Truk Terseret Banjir di Blitar Ditemukan Meninggal Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News