SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kalangan dewan di Surabaya merasa pesimis proyek Angkutan Massal Cepat (AMC) seperti Trem bisa selesai di akhir tahun 2017 ini. Pasalnya, semula anggaran yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ternyata di pertengahan jalan tidak ada dana sama sekali dari pusat.
Proyek AMC di Surabaya sendiri sebenarnya masuk dalam Rancangan Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bappenas Tahun 2015-2019. Namun, dari hasil konsultasi Komisi C DPRD Kota Surabaya ke Kemenhub ternyata dana proyek belum disiapkan sama sekali.
Baca Juga: Pengerjaan Proyek Trem di Kota Surabaya Dimulai Tahun Ini
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Buchori Imron, mengatakan, setelah konsultasi dengan Kemenhub soal Trem di Surabaya ternyata tidak bisa diharapkan sepenuhnya didanai pusat. Dalam proyek ini pusat hanya mendanai pembuatan Depo Term yang dilokasikan di Joyoboyo dengan total nilai investasi sebesar Rp 100 miliar.
“Karena pusat tidak menyediakan dana proyek Trem, Jadi saya pesimis proyek ini bisa kelar di akhir tahun ini,” ujarnya, kepada wartawan di gedung dewan, Senin (20/2).
Ia menjelaskan, Kemenhub hanya menyediakan dana Rp 100 milar hanya untuk membangun Depo. Namun pembangunan Depo ini juga ada kendala, yaitu lahan yang akan dibangun Depo tersebut masih ditempati orang. Nah, merelokasi orang tersebut kan otomotis kalau di PT KAI harus ada dana kerohiman atau pesangon.
Baca Juga: Anggaran Proyek Trem Dicoret dari APBN, Risma: Aku Bingung
Tapi faktanya, kata Buchori, uang untuk merelokasi pun belum tersedia, karena Rp100 miliar memang khusus untuk bangun Depo, bukan untuk lainnya seperti merelokasi orang yang masih tinggal di Joyoboyo. Sementara dana untuk merelokasi yang memang dari PT KAI juga belum tersedia sama sekali.
“Dan relokasi juga perlu sosialisasi yang tidak cukup dilakukan dua sampai tiga bulan, kemudian dana pesangon PT KAI itu dari mana. Nah ini kan gak mungkin cepat selesai. Kalau saya pesimis proyek term di Surabaya bisa selesai akhir tahun 2017 ini. Jika tidak selesai dana Rp 100 miliar kembali ke negara. Kalau dana tersebut balik ke negara, berarti proyek term di Surabaya jadi gagal,” ungkapnya. (lan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News