BPBD Sebut Sedimentasi dan Penyempitan Sungai Sadar sebagai Biang Keladi Banjir

BPBD Sebut Sedimentasi dan Penyempitan Sungai Sadar sebagai Biang Keladi Banjir Aksi gotong royong warga dan Pemda setempat memperbaiki tanggul yang rusak. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sedimentasi yang hebat serta penyempitan bibir Sungai Sadar secara signifikan dicap sebagai biang keladi ajeknya banjir di Mojokerto.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Mohammad Zaini mengungkapkan, dasar sungai yang membelah dua wilayah pemerintahan setempat kini tinggal 3 meter dari kondisi normal yakni 7 meter. Sedangkan bentang sungai di Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan Bangsal tersisa 6 meter dari lebar seharusnya yang mencapai 16 meter.

Baca Juga: Gus Barra Salurkan Bantuan untuk Warga Kekurangan Air Bersih

"Kedalaman sungai Sadar kini tinggal 3 meter dari kondisi normal 7 meter. Sedangkan lebarnya tersisa 6 meter dari 16 meter. Butuh 5 tahun untuk merevitalisasi sungai ini di wilayah Kabupaten Mojokerto jika pihak BPWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas hanya menormalisasi 2 km bagiannya saja," kata Zaini, Kamis (23/2).

Ia memaparkan, tahun ini pihak BPWS akan merevitalisasi sungai ini. Kata ia, proses normalisasi sungai Sadar mulai start Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar 2 km ke timur memasuki tahapan lelang.

"Sekarang sudah lelang. Idealnya ya mulai Gunung Gedangan (Kota Mojokerto) sampai Pungging karena penyempitan dan sendimennya sudah parah," tambahnya.

Baca Juga: Respons Warga Terdampak Banjir saat Dikunjungi Gus Barra

Kondisi ini, lanjut ia, diperparah dengan adanya pertemuan tiga titik sungai dari Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Pertemuan hulu sungai ini membuat arus anak sungai Brantas ini terhambat dan meluap manakala debitnya tengah naik.

"Akibatnya ya airnya meluap dan menenggelamkan desa-desa di sepanjang sungai ini."

Meski mulai surut, warga yang tinggal di sekitar sungai ini tetap diminta waspada. Pasalnya, Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis tingginya intensitas curah hujan sampai Maret.

Baca Juga: Gus Barra Beri Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Kedung Gempol

"Pertengahan Maret adalah tinggi-tingginya curah hujan. Kita hanya berdoa saja," tambahnya.

Sementara itu, BPBD setempat bersama sejumlah warga berjibaku memperbaiki tanggul yang rusak. Warga menggunakan bambu gedeg untuk membentengi tanggul dan menggronjong dengan batu. Aksi gotong royong warga di lokasi bencana ini dilakukan warga desa Kweden dan Jabon Tegal. Demikian dengan warga desa Salen dan Gebang Malang melakukan gerakan serupa.

Seperti diketahui, sebanyak empat tanggul dilaporkan rusak parah akibat diterjang debit Sungai Sadar yang merendam ribuan perkampungan di Kota dan Kabupaten Mojokerto sejak Senin dini hari. Kerusakan bibir penahan aliran air yang membelah dua wilayah pemerintahan terparah di Dusun/Desa Gebang Malang, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Tanggul yang rusak mencapai 10 meter.

Baca Juga: Ini Pesan Pj Wali Kota Mojokerto saat Kunjungi Korban Banjir

Akibat jebolnya tanggul ini, membuat 625 rumah milik warga dan 67 hektar tanaman padi di lokasi setempat terendam banjir. "Saat awal tanggul jebol, rumah dan sawah warga terendam air hingga ketinggian 1 meter. Pagi ini (Rabu, red) kondisinya sudah susut menjadi 30 cm," imbuhnya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO