PACITAN, BANGSAONLINE.com - Penanganan musibah tanah longsor yang sering terjadi di ruas jalan milik Pemprov Jatim, khususnya jalur Pacitan-Ponorogo, dan Arjosari- Purwantoro, terus mendapat perhatian organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Budi Hari Santoso, Kasie Pembangunan Jalan dan Jembatan, UPT Dinas Pengelolaan Jalan dan Jembatan di Pacitan, mengatakan, sejatinya OPD yang ia kendalikan selama ini sudah berupaya maksimal seandainya terjadi tanah longsor bisa segera teratasi. "Kami selalu standby, seandainya ada musibah tanah longsor," katanya, Selasa (7/3).
Langkah dan upaya tersebut, seperti mensiagakan minimal dua alat berat berupa backhoe di sejumlah titik rawan bencana. Namun diakuinya, soal operator memang tidak serta-merta langsung bisa melakukan aksi ketika terjadi tanah longsor. Mereka butuh waktu beberapa jam, untuk bisa tiba di lokasi kejadian.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ingatkan 22 Daerah di Jatim Rawan Longsor dan Banjir
"Tempat tinggal mereka memang berada di Pacitan. Sehingga butuh waktu menuju lokasi, seandainya ada kabar tanah longsor," jelasnya pada pewarta.
Selain kendala radius tempuh, Budi juga mengungkapkan, kondisi geografis di Pacitan yang memang perlu kehati-hatian saat melakukan proses evakuasi. Terlebih kurangnya penerangan saat longsor terjadi pada malam hari. Apalagi jika dibarengi hujan deras, di mana gunturan batu dan tanah masih terjadi. Hal tersebut sangat membahayakan keselamatan operator.
"Kita baru bisa evakuasi setelah gunturan batu terhenti. Paling tidak, keselamatan operator juga harus diperhatikan," tegas dia.
Baca Juga: Tanah Longsor Kembali Melanda Sejumlah Wilayah di Pacitan
Sementara itu, pantauan wartawan di lapangan menyebutkan, saat ini memang telah disiagakan dua alat berat di titik rawan longsor. Alat tersebut akan dioperasikan ketika terjadi musibah bencana alam. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News