Lestarikan Budaya Memaknai, Garda Bangsa Tuban Gelar Musabaqoh Kitab Kuning

Lestarikan Budaya Memaknai, Garda Bangsa Tuban Gelar Musabaqoh Kitab Kuning Ketua DPRD Tuban, Miyadi, memberikan sebuah kitab kepada salah satu juri MKK sebagai tanda dibukanya MKK. foto: SUWANDI/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dewan Koordinator Cabang (DKC) Garda Bangsa Kabupaten Tuban menggelar Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) 2017 di Pondok Pesantren Al Marzuqi, Desa Leran, Kecamatan Senori, Jum’at (14/4).

Ketua DKC Garda Bangsa Kabupaten Tuban, Syafi’uddin mengatakan bahwa perhelatan tersebut tidak sekadar ajang untuk lomba kemahiran para santri dalam membaca dan memaknai kitab kuning. Namun, acara itu merupakan bagian dari nguri-nguri warga dan santri NU dalam menekuni kitab kuning yang saat ini mulai jarang diminati masyarakat.

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu

Dijelaskan Syafi’uddin, musabaqoh kitab kuning kali ini diikuti sekitar 60 peserta dari masyarakat umum, santri, pelajar, maupun mahasiswa. "Ini adalah kegiatan rutin DKC Garda Bangsa Kabupaten Tuban. Syaratnya peserta maksimal harus berusia 20 tahun untuk tingkat ula dan maksimal usia 25 tahun tingkat ulya," terang Didin sapaan akrab ketua Garda Bangsa Tuban.

Dalam MKK tahun ini, panitia melombakan 4 kitab kuning, meliputi Fathul Qorib, Ihya Ulumiddin, Nadhom Imrithi dan Alfian Ibnu Malik. Nantinya, akan diambil 3 terbaik dari masing-masing kategori sehingga total ada 12 juara. Dari 12 juara itu, mereka kemudian akan mengikuti pembinaan selama 30 hari ke depan di pondok pesantren yang telah ditunjuk oleh pengurus garda Bangsa. Usai mengikuti pembinaan, mereka bakal mengikuti babak semifinal yang digelar DKW Garda Bangsa Jawa Timur di Surabaya, Mei 2017 besok

“Kami tidak hanya mencari siapa pemenangnya, tetapi kegiatan ini murni Garda Bangsa Go To Pondok Pesantren. Jadi sebanarnya kegiatan ini demi meningkatkan kemampuan santri di kalangan muda dalam penguasaan islam yang ramah dan antri radikal,” ungkap Didin.

Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar

"MKK 2017 ini murni nguri-nguri serta proses belajar dalam menggeluti kitab kuning. Pasalnya, di era digital dan serba canggih ini, kebanyakan anak muda sekarang lebih memilih yang praktis dan cenderung menggunakan kitab terjamahan. Bahkan, terkadang menggunakan kitab berbasis android. Adanya kegiatan musabaqoh yang asli menggunakan kitab kuning ini, minimal peserta dapat nguri-nguri kitab kuning yang diwariskan dari para ulama dan kia salaf dulu".

“Dengan jumlah total peserta sebanyak itu, kami mendatangkan 8 juri dari masing-masing pesantren yang ada di Kabupaten Tuban yang telah ditunjuk panitia,” pungkasnya.

Acara ini dibuka oleh Ketua DPRD Tuban, H Miyadi. Di hadapan peserta, dewan juri dan pembimbing, Miyadi mengingatkan agar event ini tidak hanya dijadikan sebagai ajang lomba. 

Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm

"Melainkan yang paling penting adalah sebagai wujud nguri-nguri kitab salaf yang berkhazanah islam dan menyejukkan. Belajar kitab kuning berpaham ahlusunnah wal jamah sangat penting bagi kaum santri di bumi wali, sebab saat ini sedang maraknya gerakan radikal yang nantinya memecah belah NKRI. Kami mendukung pelaksanaan kegiatan ini, InsaAllah kedepan akan diagendakan lebih besar lagi, agar Tuban benar-benar menjadi bumi wali," katanya.

Sementara itu, data yang diterima BANGSAONLINE.com juara 1 untuk kategori Ihya’ putra diraih oleh Mohammad Haris dari Ponpes Darut Tauhid Al Alawi dan kategori ihya’ putri dimenangkan Khusnul Khotimah santriwati dari An Nihaya. Untuk ketiga kategori yang lain masih proses penetuan juara terbaiknya. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO