GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Gresik diplot Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat sebagai salah satu barometer industri di Jawa Timur. Namun, tak membuat sektor pertanian di bumi waliyullah ini tergerus. Terbukti, kabupaten ini selalu surplus pangan tiap tahunnya.
Kondisi ini tak lepas dari kebijakan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto yang mengedepankan sektor pertanian dalam pengembangan ekonomi daerah yang dipimpinnya.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Tekad tersebut yang mengilhami Sambari saat menyusun disertasinya berjudul Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Industri terhadap Keberhasilan Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur, beberapa saat yang lalu. “Secara signifikan masyarakat Jawa Timur sejahtera dari sektor oertanian,” ujar Sambari.
Menurut Sambari, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik berjalan begitu pesat dengan segala aktivitas bisnis dan industri. Namun demikian, sektor vital berupa ketahanan pangan mandiri ternyata ikut mengalami pertumbuhan secara rutin.
Disebut mandiri, sebab produksi pangan (terutama beras) berasal dari hasil pertanian sendiri sangat melimpah. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan produksi padi selama dua tahun terakhir.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Pada tahun 2015 lalu, Gresik berhasil memproduksi 397,2 ribu ton, naik 0,93 persen dibanding tahun sebelumnya. Kemudian, pada tahun 2016 juga ada kenaikan produksi yakni 420 ribu ton.
"Bila diasumsikan, rendemen mencapai 60 persen, total produksi beras dari seluruh lahan pertanian di Gresik mencapai 252 ribu ton," paparnya.
Sementara tingkat konsumsi masyarakat (jumlah penduduk: 1,3 juta) Gresik sebesar 126 ribu ton beras. "Sehingga masih ada kelebihan produksi beras (surplus) 126 ribu ton," jelasnya.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Belum lagi, adanya penambahan lahan pertanian (ekstensifikasi). Tahun ini, total luas area pertanian di Gresik mencapi 67.900 hektar. Jumlah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67.197 hektar.
Tak hanya di sektor tanaman pangan, produksi perkebunan maupun hortikultura juga terus mengalami tren positif. Mulai dari jagung, kacang tanah, kedelai, dan sejumlah komoditas lainnya.
Di tengah makin menggeliatnya dunia industri. Sektor pertanian tetap merupakan salah satu kunci sebagai penyangga utama ekonomi di Gresik. ”Karena itu, tekad saya perkembangan industri jangan sampai menggerus sektor pertanian,” kata Sambari serius.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Untuk mewudjudkannya, Pemkab Gresik melakukan pemetaan kawasan yang dituangkan dalam Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW). "Lahan produktif tidak boleh digunakan untuk aktivitas di luar pertanian," paparnya.
Sambari menginstruksikan pemanfaatan lahan-lahan tidur menjadi area pertanian/perkebunan. Realisasi instruksi inilah yang menjadi salah satu faktor bertambahnya jumlah lahan pertanian (ekstensifikasi) di Gresik.
Ada keinginan Sambari dan Wabup Moh. Qosim untuk merehabilitasi lahan-lahan eks tambang yang sampai saat ini belum tergarap. Penyebabnya, lahan tersebut belum direhabilitasi. Dia juga merencanakan pemanfataan lahan eks tambang kapur.
Baca Juga: Plt Bupati Gresik Teken Serah Terima Pengelolaan Sementara Stadion Gelora Joko Samudro
Menurutnya, lahan itu bisa direhabilitasi dengan cara reklamasi, yaitu diuruk dengan tanah subur. ”Metode itu bisa diterapkan untuk lahan-lahan di perbukitan kapur. Jika ditata ulang, lahan eks tambang itu sangat potensial untuk pertanian. Memang tidak mudah. Mengingat, kewenangan di bidang pertambangan tidak ada pada kami. Saya berharap, lahan-lahan baru yang ada itu tetap bisa berproduksi kontinyu,” kata pejabat lulusan sarjana Pertanian ini.
Upaya lain, tambah Sambari, yaitu kecukupan dan stabilitas harga pupuk. “Kami harap semuanya harus mendukung kebijakan program ini. Mulai dari intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi pertanian hingga rehabilitasi lahan, karena sejak awal kami sudah sepakat bahwa sektor pertanian adalah harga mati untuk dikembangkan,” pungkas Sambari. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News