BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sebanyak delapan balita di Kabupaten Blitar yang menjadi sasaran imunisasi MR harus dirawat di rumah sakit pasca diimunisasi campak dan rubella. Diungkapkan Kasi Imunisasi dan Surveilan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Hendro Subagyo sejak dicanangkan pada 1 Agustus lalu, hingga sekarang pihaknya telah menerima laporan sebanyak 133 kejadian ikutan atau efek pasca imunisasi.
Rata-rata mereka mengalami efek ringan seperti demam, muntah dan diare. Sedangkan delapan yang sampai dirawat di rumah sakit sebelumnya sudah mengalami penurunan kondisi tubuh.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Yang 125 itu cuma efek ringan, sedangkan delapan sisanya mengalami efek yang harus dirawat di rumah sakit karena sebelumnya sudah mengalami penurunan kondisi tubuh," ungkap Hendro Subagyo, Rabu (23/8).
Menurut Hendro, saat ini petugas Dinas Kesehatan sudah turun ke lapangan untuk melakukan pantauan langsung kepada ke delapan balita itu. Saat ini semua sudah ditindaklanjuti serta sudah ditangani tim kesehatan dan dinyatakan sembuh. Hendro mengaku, rata-rata mereka yang terkena efek samping karena saat imunisasi dalam kondisi kurang sehat tetapi enggan mengatakannya kepada petugas imunisasi .
"Memang ada sebagian balita yang tidak bisa mendapatkan imuniasai MR karena kondisi tubuhnya menurun, jadi dari total 100 persen yang datang untuk diimunisasi ada 40 persen yang kondisinya kurang sehat sehingga tidak dilakukan imunisasi. Nah untuk kasus yang sampai terjadi efek samping itu, biasanya orang tua tidak memberitahukan kepada pihak kami jika anaknya sedang kirang sehat," jelasnya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Hendro menambahan, efek samping dalam imunisasi merupakan hal yang wajar. Dari 133 laporan itu termasuk angka yang kecil. Karena hanya 1% dari sasaran yang diimunisasi yakni sebanyak 86.000 sasaran.
"Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar, namanya memasukkan sesuatu ke dalam tubuh pasti ada efek sampingnya. Namun semua sudah bisa diatasi," pungkasnya.
Sampai hari ini, informasi yang diterima Dinkes Kabupaten Blitar, sebagian besar balita yang dirawat intensif di puskesmas dan rumah sakit berangsur berkurang. Ada yang sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan. (blt1/tri/rev)
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News