TUBAN, BANGSAONLINE.com - Memasuki minggu pertama pada September 2017 ini, kekeringan mulai melanda beberapa desa di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, khususnya warga ring 1 PT Semen Gresik.
Pantuan BANGSAONLINE.com di wilayah setempat, Minggu (3/9), ada tiga desa yang telah merasakan tanda-tanda kekeringan tersebut sejak akhir Agustus 2017 kemarin, yakni Dusun Kebomati, Desa Gaji dan Desa Tegalguwo, Desa Sidonganti.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
"Air sekarang susah. Untuk mandi dan nyuci saja harus berjalan jauh. Biasanya cukup ambil di keran, tapi minggu-minggu ini warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Ada pompa, tapi airnya tidak merata," ujar Siti, warga Dusun Kebomati, Desa Gaji kepada BANGSAONLINE.com.
Senada disampaikan Warsi, warga Dusun Tegalguwo, Desa Sidongati. "Sebenarnya sumber tidak kering, tapi airnya keluar sedikit," keluh Warsi.
Sekretaris Kecamatan Kerek, M Arifin saat dikonfirmasi membenarkan terkait adanya kekeringan di wilayahnya. "Benar, sampai akhir Agustus ini kami menerima laporan sekaligus pengajuan bantuan air bersih dari dua desa, yakni Desa dan Desa Sidonganti," akunya.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Langkah sementara, pihak kecamatan sudah melaporkan hal ini kepada BPBD setempat. "Semoga segera dikirim bantuan air bersih, dan permasalahan segera diatasi," pungkasnya.
Sementara Kasi Humas PT Semen Gresik, Sani Yuwono saat dikonfirmasi terkait kekeringan yang dialami warga ring 1 menyatakan pihaknya siap membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Hanya saja, lanjut Sani Yuwono, pihak perusahaan tetap harus menunggu laporan dari pemerintah desa (pemdes) atau dusun maupun koordinasi dengan BPBD.
"Selama ini sudah biasa membantu. Kalau kemarau berkepanjangan kita biasanya bagi tugas dengan BPBD. Kesiapan kita juga sudah support, karena hal ini bukan kejadian yang luar biasa dan sudah menjadi tanggung jawab kita untuk membantu," beber Sani kepada bangsaonline.com melalui sambungan telpon.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Ia mengimbau agar warga yang membutuhkan bantuan air melapor kepala desa agar diteruskan ke BPBD ataupun perusahaan. "Gak mungkin kita turun ke desa-desa, tapi jika ada laporan bantuan, pasti ditindaklanjuti," pungkasnya.
"CSR itu gak mungkin untuk bantuan air saja, tapi juga untuk bidang yang lainnya. Jadi sebaiknya desa bisa membangun hippam yang bekerja sama dengan stakeholder yang ada, termasuk dengan kita. Toh, pada intinya kita siap membantu," pungkasnya. (tb1/wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News