PLN Targetkan Java Bali Crossing Selesai 2019

PLN Targetkan Java Bali Crossing Selesai 2019 Manajer Unit Proyek Jaringan II JBTB I, Indra Yoga Suharto (tengah) bersama Deputy Manager Komunikasi dan Bina Program PT PLN Distribusi Jatim Pinto Raharjo (kiri) dan Sub Bidang Hukum & Komunikasi PLN UIP JBTB I Wahyu Supriadi (kanan) meninjau Lahan di Watudodol.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) I menargetkan pembangunan menara Java Bali Crossing atau sambungan listrik 500 kV menghubungan Pulau Jawa dan Bali ditargetkan commercial operation date (COD) atau beroperasi secara komersial pada 2019.

Manajer Unit Proyek Jaringan II JBTB I, Indra Yoga Suharto mengatakan, proses perencanaan pembangunan saat ini sudah final, ditambah perizinan yang juga sudah memasuki tahap akhir.

"Lahan seluas satu hektare di masing-masing sisi sudah siap kedua pulau, yakni Jawa dan Bali akan tersambung melalui dua menara setinggi 376 meter, yang juga menjadi menara tertinggi di dunia," katanya belum lama ini.

Menara tegangan tinggi ini, dalam pengembangannya akan menjadi ikon wisata baru di dua wilayah, yakni Banyuwangi dan Bali karena ketinggiannya di atas Menara Eiffel di Paris, Prancis," beber Yoga.

Ukuran ketinggian di atas permukaan air laut menara ini mencapai 70 meter sehingga melampaui rata-rata ketinggian kapal yang melintas di Selat Bali. "Kami jamin menara ini aman meski jalur yang dilintasi merupakan jalur padat kapal," ungkapnya.

Lebih lanjut. Yoga menjelaskan beberapa perizinan yang sudah keluar terkait proses pembangunan antara lain dari Kementerian Kehutanan untuk permohonan izin pinjam pakai dan izin kolaborasi untuk pembangunan SUTET 500 kV Jawa Bali Crossing S 24/Menhut-IV/2012 16 Januari 2012.

Kemudian, izin Kementerian Lingkungan Hidup terkait lingkungan kegiatan pembangunan SUTET 500 kV Paiton-Antosari dan SUTT 150 kV Antosari-Kapal di Provinsi Jawa Timur dan Prov Bali Oleh PT PLN (Persero) UIP JJB No. 121 11 April 2013.

Selanjutnya, izin Kemenhub dan Dirjen Perhubungan Laut terkait pembangunan jaringan transmisi interkoneksi Jawa Bali melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV (Jawa Bali Crossing) melintasi perairan Selat Bali BX-28/KL303 27 Januari 2017.

Berikutnya, izin Kemenhub, Ditjen Perhubungan Laut, Adpel Tanjung Wangi Rekomendasi Tehnis Pembangunan Transmisi (SUTET) 500 kV Jawa Bali Crossing GM.770/01/02/AD.TG.WI-11 21 Februari 2011.

Lalu, izin Pemkab Banyuwangi Dishubkominfo Rekomendasi KKOP Tower SUTET 500 kV Jawa Bali Crossing 551/2274/429.107/20 Agustus 2011. Selain itu, izin Balai Taman Nasional Baluran tentang perjanjian kerja sama populasi banteng. "Ditambah beberapa izin lainnya, seperti dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo terkait Penetapan Lokasi Pembangunan SUTET 500 kV Paiton-Watudodol Wilayah Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur 188/284/KPTS/013/2017 22 Mei 2017," katanya pula.

Yoga mengatakan, dengan tersambung dua menara akan menambah pasokan daya listrik sekitar 2.800 MW, mendukung visi misi bersih dan hijau wilayah Bali serta mengurai bauran energi batu bara.

Meski sejumlah izin sudah didapat, Yoga mengaku hingga kini masih menemui sejumlah kendala. Salah satunya adanya penolakan dan keberatan dari Pemerintah Daerah Buleleng, Bali. Alasannya masalah alam dan keberadaan tempat ibadah di Bali, ditambah penolakan dari beberapa pemangku kebijakan wilayah itu.

"Hal tersebut kami anggap wajar dan sampai saat ini kami terus melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah, agar target 2019 terpasang dan tersambung bisa tercapai," pungkasnya. (mid/rd)