PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Pasuruan kaya hasil produksi pertanian. Belakangan di wilayah Desa Oro-Oroombo Wetan, Kulon dan Desa Pandean, Kecamatan Rembang dikejutkan dengan munculnya varian baru mangga gadung alpukat.
Bahkan mangga ini menjadi viral di media sosial, hingga penggila mangga banyak yang datang ke Pasuruan.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Salah satu kebun mangga alpukat ini ada di Kecamatan Rembang, yang merupakan milik Sudiono Fauzan, Ketua DPRD Pasuruan. Daerah ini memang terkenal dengan mangga alpukat yang kadar airnya kecil. Wilayah ini juga merupakan penghasil buah srikaya.
Menurut mas Dion, panggilan akrab Sudiono Fauzan, ia mulanya sekadar iseng menanam pohon mangga di pekarangannya. Namun, kini tegalan seluas sekira 3 hektar itu sudah terisi 1000 pohon mangga. Selain ditanami mangga alpukat, di kebunnya juga ada mangga Nam Dokmai Thailand, Garifta Merah dan Kelengkeng.
“Hasil dari kebun mangga cukup lumayan, maka tahun depan saya akan tekuni kelola kebun mangga. Tujuannya, tidak mengecewakan bagi wisatawan domestik yang datang menikmati petik mangga. Selama di dalam kebun para wisata boleh makan sepuasnya. Tapi yang dibawa pulang harus beli,” kata mas Dion.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Meski begitu, para pengunjung dilarang memetik sendiri. Di kebun milik Mas Dion ini sudah disiapkan tenaga khusus petik mangga. Pengunjung tinggal menuding mangga yang dikehendaki. Harganya pun cukup terjangkau, antara Rp 15 ribu - Rp 20 ribu per kilonya.
Sejak dibuka 2 bulan lalu, kebun mangga Mas Dion diserbu warga dari luar kota. “Makan mangga gadung alpukat rasanya manis, legit, dan rasanya sangat beda dengan mangga gadung pada umumnya,” ujar Dina asal Semarang.
Dina tahu di Pasuruan ada wisata kebun mangga makan sepuasnya di dalam kebun itu dari medsos. Ia kemudian mengajak rombongan keluarganya datang ke Pasuruan hanya untuk menikmati mangga alpukat.
Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas
Sejak viral di medsos, Mas Dion mengaku kewalahan menerima pengunjung yang tiap hari mencapai 30 - 40 mobil dari luar daerah. Bahkan karena stok menipis, pihaknya sampai harus mengambil barang dari petani lainnya di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Oro-Oro Ombo Kulon, dan Pekoren. (afa/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News