PACITAN, BANGSAONLINE.com - Komisi II DPRD Kabupaten Pacitan mendesak agar sejumlah pedagang terdampak bencana yang menempati kios, bedak, maupun telasaran di sejumlah pasar tradisional di Pacitan bisa mendapatkan dispensasi soal biaya sewa yang harus mereka tanggung. Pernyataan tersebut sebagaimana diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Prabowo, Selasa (5/12).
Politikus Partai Golkar ini meminta agar OPD terkait bisa memberikan celah kepada para pedagang agar mereka merasa terbantu.
Baca Juga: Tanah Longsor Kembali Melanda Sejumlah Wilayah di Pacitan
"Memang ada celah ke arah itu (keringanan biaya sewa, Red). Kalau harus bebas, mungkin tidak, namun setidaknya memberikan sedikit keringanan. Nanti segera kita bicarakan dengan instansi terkait," ujar Prabowo yang saat itu tengah berada di lokasi terdampak bencana.
Hal senada juga disampaikan Aris Styadi, Kabid Pasar Tradisional Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan UKM. Menurut hasil pendataan sementara, ada dua pasar tradisional yang cukup terdampak dari musibah bencana banjir, Selasa (28/11) lalu.
"Secara menyeluruh ada enam pasar tradisional di Pacitan yang perlu perhatian dari pemerintah. Akan tetapi dua pasar di antaranya, yaitu Arjowinangun dan Arjosari yang paling terdampak. Bukan hanya secara fisik bangunan, namun para pedagang yang menempati juga perlu perhatian serta langkah-langkah kebijakan," katanya.
Baca Juga: Abrasi Bantaran Sungai Grindulu di Desa Mentoro Ancam 64 Kepala Keluarga
Soal beban biaya sewa, Aris mengungkapkan beberapa pedagang di antaranya sudah ada yang lunas. Akan tetapi juga tak sedikit pedagang yang belum melunasi kewajibannya. "Karena kami berupaya agar mereka bisa diperhitungkan. Meski yang namanya kewajiban tetap harus dipenuhi," tegasnya.
Sementara itu terkait kerugian akibat musibah bencana banjir tersebut, pihaknya secara rinci sudah menyampaikan ke Bappeda. Laporan itu meliputi kerugian dari sisi aset serta kerugian pedagang lantaran selama terjadi bencana alam mereka tak bisa melakukan aktivitas perekonomiannya.
"Penanganan sementara di Pasar Arjowinangun saat ini sudah mencapai 75 persen lebih, sedangkan di Pasar Arjosari baru sekitar 35 persen. Sehingga detik ini beberapa pedagang, utamanya yang menempati Pasar Arjowinangun sudah mulai bergeliat. Meski banyak dari mereka harus berjualan di halaman serta tempat parkiran," katanya.
Baca Juga: Belasan Titik Jalur Arjosari-Purwantoro Mengalami Longsor
"Kami sangat berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi pasar yang bisa dibilang setengah lumpuh. Artinya bisa memberikan alokasi anggaran yang proporsional untuk pemulihan bangunan-bangunan yang rusak. Sebab kita tidak mungkin mampu hanya dengan mengandalkan keuangan dari OPD," pungkas Aris. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News