SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Popularitas Khofifah Indar Parawansa saat ini menduduki posisi puncak berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre (SSC). Menteri Sosial Kabinet Kerja tersebut menggungguli nama-nama seperti Gus Ipul, Anang Hermansyah, Azwar Anas, dan Mahfud MD yang menduduki posisi 5 besar tokoh dengan popularitas tertinggi menurut para responden.
Khofifah merupakan sosok yang dikenal oleh 96.8 persen responden. Sementara itu secara berurutan Gus Ipul mendapatkan vote dari 94 persen responden, disusul oleh Anang Hermansyah dengan 77.3 persen, diikuti Azwar Anas yang memperoleh 75.1 persen, dan ditutup oleh Mahfud MD di posisi kelima dengan 69 persen. Bagaimana dengan nama Emil Dardak yang baru saja dipilih sebagai Cawagub Khofifah? Bupati trenggalek tersebut menduduki posisi ke 6 dengan perolehan 66.6 persen.
Baca Juga: Sahabat Ning Lia Nganjuk Sokong Lia Istifhama Menuju DPD RI
Dari sisi akseptabilitas, Khofifah juga mendapatkan poin tertinggi. Ia menggungguli Gus Ipul, Anang Hermansyah, Azwar Anas, dan Mahfud MD dengan perolehan sebesar 81.2 persen. Secara berurutan Gus Ipul memperoleh 80.9 persen, Anang Hermansyah mendapatkan 35.6 persen, Azwar Anas dengan 60.9 persen, sedangkan Mahfud MD mengantongi 65.6 persen. Sementara itu, Emil Dardak menjadi Cawagub bagi Khofifah dianggap layak oleh 59.6 persen responden.
Menariknya, dalam hasil survei kali ini, nama Yenny Wahid dan Azrul Ananda muncul dalam 10 besar hasil survei popularitas dan elektabilitas. Padahal, sebelumnya, kedua nama tersebut tidak pernah muncul dalam hasil survei. Yenny Wahid, yang merupakan putri dari Presiden Abdurrahman Wahid, mendapatkan 57.6 persen untuk popularitas dan 48.9 persen untuk akseptabilitas. Sedangkan Azrul Ananda yang notabene putra dari Dahlan Iskan mendapatkan 11.8 persen untuk popularitas dan 7.6 persen untuk akseptabilitas.
Menurut Peneliti Senior SSC Viktor Tobing, faktor popularitas dan akseptabilitas merupakan dua hal yang sangat penting untuk digunakan sebagai modal keterpilihan Cagub dan Cawagub. Akan tetapi, menurut Viktor, ada salah satu hal potensial lainnya yang menjadi sangat penting untuk kaitan Pilgub Jatim 2018.
Baca Juga: KPU Jatim Ajukan Anggaran Pilgub Rp 1,9 Triliun, DPRD Jatim: Tak Masalah, Asal...
"Popularitas positif yang mengerucut pada diri seseorang memang dapat menyedot perhatian masyarakat banyak. Namun, bukan berarti perhatian menjadi salah satu pilihan pada ujungnya nanti. Kita tahu bersama bahwa masyarakat Jawa Timur kental akan religiusitas masyarakatnya. Kepatuhan akan panutan menjadi sangat penting di sini. Jadi, faktor lain yang menjadi penting adalah restu dari para panutan," urai Viktor, Rabu (13/12).
Data-data tersebut di atas diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre di 38 Kab/Kota di Jawa Timur pada kurun waktu 25 November-8 Desember 2017. Survei tersebut dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 940 responden. Tingkat kepercayaan dari hasil tersebut sebesar 95 persen dengan margin of error 3.2 persen.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo (Unijoyo) Madura, Surokim Abdussalam mengungkapkan pihaknya melakukan simulasi dua pasangan calon di Pilgub Jatim 2018.
Baca Juga: Ini 15 Nama Cagub Potensial Jatim 2024 Hasil FGD Political Centre
Hasilnya menunjukkan bahwa pasangan Gus Ipul-Azwar Anas mampu mengungguli pasangan Khofifah Indar Parawansa. Simulasi tersebut didasari fakta bahwa hingga saat ini baru dua pasangan tersebut saja yang sudah bisa dibilang resmi bakal bertanding pada kontestasi Pilgub Jatim di tahun depan.
Meskipun bisa dibilang unggul, namun hasil survei yang didapat menunjukkan bahwa selisih antara perolehan pasangan Gus Ipul-Anas dan Khofifah-Emil bisa dibilang tidak begitu besar, yakni di kisaran 3 persen.
Gus Ipul-Anas memperoleh suara sebanyak 36.2 persen dari total responden, sementara Khofifah-Emil mengantongi pilihan dari 33.9 persen responden.
Baca Juga: Pada Pilgub Mendatang, Kiai Asep Minta Jangan Pilih Khofifah Lagi, Loh Kecewa?
Menariknya, pada simulasi ini, justru besarnya jumlah undecided voters yang muncul. Sebanyak 29.9 persen responden mengaku bahwa mereka belum menentukan pilihan final mereka dan masih bisa menjatuhkan pilihan kepada siapa saja kelak.
Surokim menilai, kedua pasangan calon tersebut memang merupakan lawan yang sangat sebanding. Keduanya memiliki plus minus yang jika disandingkan akan menjadi sangat kompetitif.
“Kalau sudah begitu pemanfaatan momentum dan daya jangkau menyapa pemilih di Jawa Timur akan memegang faktor krusial dan sangat menentukan. Karena di sisi lain keduanya juga sama kuat dalam citra dan reputasi, maka faktor menyapa langsung yakni kontak mata dan face to face akan menjadi penentu dalam mendapatkan dukungan pemilih,” jelas Rokim. (mdr/rev)
Baca Juga: Direktur HARIAN BANGSA: Kata Pakde Karwo Paling Sulit Jebol Pertahanan Muslimat NU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News