Polisi melakukan olah TKP.
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Warga Desa Medang, Waru, mendadak gempar, Rabu (13/12). Gara-garanya adalah kabar adanya warga bunuh diri di Gang 3.
Gang yang terletak di belakang Rutan Kelas I Surabaya tersebut sontak didatangi banyak orang.
Berdasarkan informasi, korbannya adalah Suwarto. Lelaki 53 tahun tersebut nekat mengakhiri hidupnya karena depresi. Dia sempat dikabarkan cekcok hebat dengan Wahyuni, istrinya sendiri, beberapa hari sebelum kejadian. “Faktor ekonomi,” ujar Bagus Permana, salah seorang warga.
Suwarto selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia hanya mengandalkan upah sebagai kuli bangunan. Penghasilannya tidak menentu. Di sisi lain, istrinya adalah pembuat kue. Olahannya dititipkan ke sejumlah warung di sekitar rumah.
“Biasanya korban yang mengantar, keluar rumah setelah Subuh,” terangnya.
Belakangan kebiasaan itu tidak tampak. Wahyuni yang selama ini memasak justru beberapa kali terlihat mengantar kue. Dia juga yang pertama kali curiga lantaran suaminya tidak kunjung keluar kamar. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 08.00. “Istrinya pulang antar jajan dan belum melihat korban,” ungkapnya.
Wahyuni mencoba masuk ke dalam kamar. Wanita 47 tahun itu berpikir suaminya masih tidur. Niat awalnya adalah membangunkan. Eh, langkahnya terhenti di depan pintu. Dia tidak bisa masuk kamar karena terkunci dari dalam.
Wahyuni langsung curiga karena kamar itu biasanya tidak pernah terkunci. Firasatnya tidak enak. Dia pun memanggil tetangga untuk membantu mendobrak. Begitu pintu terbuka, kekhawatiran ibu satu anak itu terbukti. Dia melihat suaminya tewas menggantung. Leher Suwarto terlilit tali tampar yang terikat di atap kamar.
Kejadian itu menyebar dengan cepat. Sejumlah polisi mendatangi lokasi kejadian tidak lama berselang. Mereka menurunkan korban yang masih tergantung. Suwarto sudah tidak bernyawa ketika diperiksa.
“Keluarga korban tidak berkenan mayat diautopsi. Mereka ikhlas dan minta langsung dimakamkan,” ujar Kanitreskrim Polsek Waru Iptu Untoro.
Untoro tidak menampik bahwa motif bunuh diri adalah cekcok suami-istri. Bahtera rumah tangga Suwarto dan Wahyuni selama ini memang kerap gaduh. Nah, puncaknya terjadi Minggu (10/12) atau tiga hari sebelum kejadian. Wahyuni mengeluhkan penghasilannya kurang. Dia meminta suaminya mencari pekerjaan yang menghasilkan.
Namun, permintaan itu ditangkap berbeda oleh korban. Suwarto merasa jengkel dimarahi istrinya. Dia uring-uringan dan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. “Korban juga pernah mengutarakan niatnya untuk bunuh diri ke orang-orang,” jelasnya.
Sejumlah barang bukti diamankan petugas dari tempat kejadian perkara (TKP). Di antaranya adalah tali tampar yang dipakai korban untuk gantung diri. Juga, dua botol plastik minuman berkarbonasi (sprite) dan bungkus obat sakit kepala (bodrex) yang sudah kosong.
Mantan Kanitreskrim Polsek Gedangan itu menambahkan, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hanya lidah korban tampak menjulur ketika dievakuasi. Kondisi itu jamak terjadi pada kasus bunuh diri.
“Murni karena kemauan sendiri. Dikuatkan dengan keterangan saksi yang sudah kami periksa,” ucap perwira polisi dengan dua balok di pundak itu. (cat/rev)








