SIDOARJO (bangsaonline) - Jenazah Lailiyatul Musyarofah (13), santriwati Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang bertempat di Desa Tebel Pacet Mojokerto tiba di rumah duka Desa Trosobo Rt 1, Rw, 4 Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo sekitar pukul. 14.17 Wib.
Kedatangan jenazah di sambut isak tangis oleh orang tua korban, sanak famili serta ratusan warga yang melayat.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Titik Handayani, tak kuat menahan air mata dan histeris ketika jenazah putri pertamanya tiba di kediamannya. Meski demikian, sang ayah, Muhammad Supriadi, tetap tegar ketika jenazah anaknya tiba di rumah duka yang diantar dengan ambulan.
Pengasuh Pon-Pes Amantul Ummah, KH. Asep Saifudin Chalim pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang datang di rumah duka, mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas insident tersebut.
Dia juga meminta langsung kepada keluarga korban agar korban dimakamkan di area pesantren bersama para suhadak pondok. Namun hal tersbut di ditolak dengan halus oleh ayah almarhum.."Mohon maaf kami tidak bisa menerima permintaan pak yai., karna jarak saat ziarah nanti terlalu jauh. Kami sekeluarga sepakat, agar jenazah di kebumikan di sini," kata ayah almarhum yang juga menjabat kepala Desa setempat.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Sebelum dikebumikan, Asep saifuddin,memenuhi wasiat almarhum sebelum meninggal. Dalam wasiatnya, almarhum sempat berkeinginan umroh yang dikatakan kepada ayahnya.. "Wasiat almarhum berkeingininan umrah kami kabulkan, " kata kiai yang juga menjadi ketua Pergunu Pusat itu.
Semasa hidup, Putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Muhammad Supriadi dengan Titik Handayani itu, terbilang sosok yang cukup cerdas. Sejumlah 14 piala dari berbagai lomba di pajang di kediamannya yang pernah diraih almarhum sewaktu masih hidup.
"Setau saya, Almarhum pernah mendapat juara 1Kontest kejuaraan .Musabaqoh Tilawatil Qur'an, selain itu, dia (Almarhum, red) juga pernah mengikuti Pemilihan dai cilik (pilda cil) sewaktu duduk di bangku SD, namun hal tersebut di urungkan karna almarhum melanjutkan ke pesantren," kata Susanto, tetangga korban yang hadir pada pemakaman tersebut.
Baca Juga: Rumah di Tropodo Waru Terbakar, Dua Mobil Damkar Dikerahkan
Selain itu, di mata temannya dalam pergaulan sehari-hari di pondok, almarhum orang yang ramah dan sopan santun, dia juga senang membantu terhadap temannya. Meski baru 2 bulan belajar di tempat tersebut, almarhum sudah menguasai banyak pelajaran, tak sedikit teman-temannya jika tidak bisa memecahkan pelajaran meminta tolong kepada almarhum untuk mengajarinnya.
Sekadar diketahui, meninggalnya almarhum lantaran ruang asrama putri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Desa Tebel Pacet Mojokerto terbakar. Kejadian itu pada Jumat (15/8) kemarin sekitar pukul 02.00 WIB. Api baru bisa di padamkan pukul 04.00 WIB. Akibat kebakaran ini satu santri meninggal dunia dan puluhan mengalami luka-luka dan harus dirujuk ke Rumah Sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News