Proyek LC Meri Sisakan PR, Jalan 800 Meter Tak Dapat Jatah Aspal

Proyek LC Meri Sisakan PR, Jalan 800 Meter Tak Dapat Jatah Aspal Tertutup, jalan LC Meri-Jayanegara sepanjang 800 meter yang tak mendapat jatah aspal akibat perubahan perencanaan. Proyek ini diharapkan tuntas tahun 2019 mendatang. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Proyek pembangunan LC Meri-Jayanegara Kota Mojokerto senilai Rp 1.163.616.011 tahun 2017 lalu menyisakan pekerjaan rumah (PR). Proyek infrastruktur pembukaan ruas jalan baru untuk pengembangan kawasan selatan diduga tak tuntas akibat perubahan pola perencanaan.

Akibatnya, jalan yang harusnya selesai pada tahun lalu dan bisa dinikmati masyarakat gagal terbangun. Pekerjaan ini menyisakan ruas sepanjang lebih kurang 800 meter yang belum teraspal. Celakanya, jalan tersebut dpenuhi tumpukan material agregat sehingga menutup akses jalan.

Baca Juga: Pemkab Mojokerto Kebut Pembangunan Jembatan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LC Meri-Jayanegara Agus Suryono didampingi Kabid Bina Marga DPUPR Kota Mojokerto, Heka Marta mengungkapkan pihaknya terpaksa merubah perencanaan proyek ini dengan sejumlah pertimbangan.

"Memang ada perubahan perencanaan dalam proyek ini. Kami harus meninggikan urukan agregat sehingga memperpanjang umur jalan," terang Heka Marta, Rabu (17/1) kemarin.

Untuk meninggikan urukan, pihaknya terpaksa mengurangi jatah aspal. "Faktor kondisi di lapangan seperti ini, elevasi jalan lebih rendah dari permukaan disekitarnya sehingga harus ditinggikan. Sebab jika tidak, luapan sungai Ngrayungan yang rawan banjir dikuatirkan akan merendam permukaan jalan apabila terjadi peningkatam debit air sungai," tandasnya.

Baca Juga: DPUPR Mojokerto Garap Rekonstruksi Dua Ruas Jalan

Heka menambahkan, mengurangi volume aspal dan mengalihkannya ke uruk menjadi satu-satunya solusi untuk mempertahankan umur jalan tersebut. "Melalui andendum lalu, kita terpaksa mengurangi jatah aspal untuk penetrasi di bibir sungai sepanjang 800 meter. Apalagi itu jalan baru yang posisinya lebih rendah dari yang lain," imbuhnya.

Menurut ia, perubahan mekanisme itu menaikkan urukan sekitar 5-15 cm. "Kalau tidak dirubah fungsi jalan tidak maksimal. Umur jalan tidak panjang. Dan sebenarnya, ada dua ruas lagi disisi utaranya yang tidak masuk daftar pekerjaan sehingga tidak tertangani," ujarnya.

Terpisah, Plt. Kepala DPUPR Agoes Heri Santoso membenarkan adanya pekerjaan yang tak tertangani. "Ada yang tak teraspal sehingga tidak bisa difungsikan tahun ini. Ini akan masuk program pengaspalan lanjutan, namun tidak untuk tahun ini," katanya.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Dinas Pendidikan Mojokerto Rehab Ruang Kelas SDN Jeruk Seger

Agus mengatakan akan mengusulkannya di tahun 2019 karena tahun ini APBD sudah di putuskan. Namun demikian, pihaknya akan mengupayakan penyelesaian melalui pengalihan anggaran cukai. "Kalau nanti anggaran cukai untuk Lingkar Barat bisa dialihkan maka akan kita teruskan tahun ini," pungkasnya.

Mulai tahun lalu, Pemkot Mojokerto getol membuka infrastruktur baru. Program pembukaan kawasan barat melalui pembangunan Jembatan Pulorejo dan Lingkar Barat serta LC Meri diharapkan dapat membuka pemerataan perekonomian baru, yang selama ini terkonsentrasi di pusat. Proyek LC Meri menggandeng Tectonia Merakindo, KSO sebagai rekanam pemkot. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO