PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dalam sebuah acara sarasehan bersama Khofifah Indar Parawansa, Ketua Fraksi Nasdem-Hanura DPRD Jawa Timur H. Muzammil Syafi'i mengatakan bahwa Jawa Timur ini butuh pemimpin yang serius, cerdas dan berwawasan.
"Tidak butuh pemimpin yang guyonan tok," ujar mantan Wakil Bupati Pasuruan tersebut dalam sambutanya di PP Roudlotul Nursalim Podokaton, Gondang Wetan, Pasuruan, Senin (5/4).
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
Dia menanyakan bahwa gubernur sekarang H. Soekarwo itu berdampingan dengan Gus Ipul selama dua periode atau sepuluh tahun lamanya. "Kok coro pasangan suami istri itu sudah hafal. Baik Karakter, tingkah laku, dan kemampuanya. Tapi kenapa beliau kok setuju pilih Khofifah," tanya dia di hadapan ratusan massa simpatisan khofifah.
Hal itu disimpulkan juga oleh Muzammil bahwa kemampuan Gus Ipul di mata Pakde Karwo masih diragukan. Menurutnya, Gus Ipul lebih condong guyonan saat menghadiri undangan atau mengisi acara.
"Tentunya gaya kepemimpinan yang senang guyon tersebut membikin hasil kurang maksimal dalam menjalankan roda kepemimpinan. Dengan demikian Pakde Karwo (Gubernur Jatim) tersebut mikir-mikir nyerahkan ke Gus Ipul untuk melanjutkan kepemimpinan di Jawa Timur," tandasnya.
Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya
Muzammil mengakui bahwa konsep yang dikembangkan Pakde Karwo patut diacungi jempol. Salah satu dari konsepnya yaitu mengembangkan ekonomi kerakyatan dan mengurangi angka kemiskinan. Namun konsep itu tidak sembarang tokoh di Jawa Timur mampu menjalankan konsep tersebut.
"Satu-satunya tokoh Jawa Timur yang mampu mengembangkan konsepnya Pakde Karwo tersebut hanya Khofifah," tegasnya.
Muzammil beralasan bahwa bukti nyata Khofifah mampu mengurangi angka kemiskinan tersebut, ditinjau dari terobosan Khofifah saat menjabat sebagai Mensos yakni program PKH.
Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim
Pernyataan Muzammil tersebut dikuatkan oleh KH. Asep Saifuddin Halim bahwa memilih pemimpin yang terbaik itu adalah fardlu ain. Dia menjelaskan bahwa syarat menjadi pemimpin tersebut membutuhkan sikap adil, jujur, dapat dipercaya, memiliki gagasan-gagasan dan perencanaan-perencanaan, serta mampu mengplikasikan gagasan dan perencanaanya tersebut.
Kriteria itulah menurut Kiai Asep adalah wujud dari penyempurnaan amanat dari proklamasi kemerdekaan. "Dari rekam jejak aman proklamasi tersebut, hanya dimiliki oleh pasangan Khofifah Indar Parawansah dan Emil Elistianto Dardak," jelasnya. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News