MALANG, BANGSAONLINE.com - Warga di Kampung Topeng Desaku Menanti ditekankan tidak boleh kembali ke aktivitas lama, yakni seperti mengamen di lampu merah, bergelandangan serta mengemis. Hal ini merupakan renja (rencana kerja) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang tahun 2019 yang bertujuan mengentaskan kemiskinan di Kota Malang, khususnya di Kampung Topeng Desaku Menanti.
Kepala Dinsos Kota Malang Sri Wahyuningtyas mengungkapkan bahwa kehidupan warga Kampung Topeng secara kebutuhan belum tertangani secara maksimal karena jumlah anggota keluarganya (anak) cukup banyak. "Sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari mesti mendapatkan hasil Rp 150 ribu," ungkapnya.
Baca Juga: Semarak Grand Final Kakang-Mbakyu Kota Malang 2024
Banyaknya anak di satu keluarga, menurut Yuyun sapaan Kadinsos Kota Malang, menjadikan masalah tersendiri dengan rendahnya pendapatan mereka. Dari pantauan, satu contoh kepala keluarga yang mempunyai anak lebih dari dua ada sekitar 10 KK. Pekerjaan mereka rata-rata memungut sampah, dan hasil sampahnya dimasukan Bank Sampah.
"Ada sebagian dari anak mereka berjualan bensin, membantu orang tuanya untuk menutupi kebutuhan keluarga. Untuk itu, kami berupaya terus meningkatkan kreativitasnya, agar bisa menopang kehidupan ekonominya," beber Kadinsos Kota makang.
Yuyun menjelaskan, renja di tahun 2019 ada beberapa point di antaranya program penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial untuk pembinaan, dan pelatihan ketrampilan kerja bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Tinjau Pembangunan Area Parkir Stadion Gajayana
"Kedua ada pemberian bantuan beras pra sejahtera, pembinaan PSM kelurahan se Kota Malang, dan banyak lagi hal lainnya," pungkasnya. (iwa/thu/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News