Tafsir Al-Isra 1: Antara Isra' dan Sulap Demian

Tafsir Al-Isra 1: Antara Isra Ilustrasi

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .   

Subhaana alladzii asraa bi’abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii’u albashiiru (1).

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Awal ayat dibuka dengan kalimat tasbih "subhan". Itu sangat luar biasa karena terkait kekuasaan Allah SWT yang maha luar biasa. Apa saja yang Dia kehendaki, pastilah terjadi secara sempurna, tanpa celah sedikitpun. Maka sangat beralasan, jika dikatakan bahwa al-isra' wa al-mi'raj termasuk salah satu mukjizat Rasulillah SAW yang luar biasa.

Tidak ada nalar akademik meski secerdas apapun yang mampu menalar peristiwa al-isra' wa al-mi'raj, tidak dulu, tidak sekarang, dan tidak masa mendatang. Semua pasti pasrah terhadap keajaiban Tuhan itu. Karenanya, mukjizat itu sifatnya unggul terus, eksis terus, tidak bisa disalahi dan tidak bisa digugurkan. Bahkan tidak bisa diulang atau dipamerkan. Mukjizat adalah tanda kenabian yang terpaksa dipamerkan untuk mematahkan para pengingkar. Yang senada dengan mukjizat adalah karamah, milik para wali.

Tidak sama dengan sihir yang bisa dipelajari dan bisa disalahi, digugurkan. Seperti itu adalah ilusi, sulap, seperti yang dipertunjukkan di pagelaran dan di tv-tv. Apakah mereka menamakan diri sebagai pesulap, illusion, magician, atau lainnya. David Copperfield kesohor karena bisa menghilangkan patung Liberty yang monumental. Peristiwa itu begitu mencengangkan, tidak saja bagi warga Amerika, melainkan seruluh dunia.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Tragedi Demian, magician yang biasa tampil di tv, ternyata gagal dalam pertunjukan bergengsi meski dia sudah mengatakan "sempurna". Hal itu karena asistennya menjadi korban dari kelalaian yang hampir merenggut nyawa. Artinya, yang ditampilkan di panggung terdapat asisten, orang lain yang sudah dipersiapkan. Jadi, pertunjukan itu pasti tipuan dan bohongan.

Pertunjukan bisa begitu menakjubkan dan mempesona, karena saking pinternya menipu atau trick yang dimainkan. Sulap dan sebangsanya sama sekali bukan sungguhan.Dan, anehnya, umumnya kaum awam suka sekali dibohongi, bahkan menikmati dibohongi.

Dedy Corbuzier, seorang illusion handal sungguh piawai dalam permainan ini, lalu berhenti hingga kini tak lagi nongol dengan keahliannya seperti dulu. Padahal itu banyak menghasilkan uang. Lalu pindah memandu acara lain. Ketika ditanya "mengapa?", jawabnya: "apa saya harus menipu orang terus-menerus". Atau semakna dengan itu. Jika itu benar, maka sebuah kejujuran yang terpuji dari seorang Dedy, sekaligus sebuah pertobatan yang tulus. Tuhan memberkahi hamba-Nya yang berbuat kebajikan. Tragedi yang menimpa asisten Demian ini tidak bisa dipandang dari berbagai sisi, antara lain:

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Pertama, perspektif manusiawi, peristiwa itu adalah kesalahan tehnik, kelalaian atau human error. Kedua, perspektif agama, bahwa Tuhan sengaja membuka kedok para megician dan sebangsanya sebagai teguran dan peringatan, agar mengintrospeksi diri terhadap profesinya. Tetap terus "menipu" atau bertobat.

Ketiga, adalah pembelajaran bagi umat penonton agar memahami soal sulap dan sebangsanya, bahwa itu sebagi tipuan dan teknik belaka. Apakah tragedi Demian ini menurunkan pamor megician di mata publik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO