SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Meski PDI Perjuangan sudah ikrar dan bulat mengusung kembali Joko Widodo sebagai calon presiden di Pilpres 2019, namun ormas Pro Jokowi (Projo) terapkan politik bebas aktif di Pilgub Jatim 2018. ProJo tidak mau ditarik-tarik untuk mendukung salah satu pasangan calon tertentu.
"Kita bukan netral, tapi politik bebas aktif. Anggota dan pengurus relawan Projo diberi kebebasan untuk menentukan pilihan kepada salah satu pasangan calon gubernur," kata ketua Ormas Projo Jatim Suhandoyo, Senin (12/3).
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim itu menjelaskan, Projo berdiri sebelum adanya Pilgub Jatim 2018. Awal Projo lahir sebagai relawan untuk mendukung Jokowi menjadi presiden, dan saat ini sudah menjadi ormas.
"Projo didirikan untuk mengawal program Nawacita yang digariskan oleh Presiden Jokowi. Sehingga tidak ada kewajiban anggota Projo memilih salah satu calon," papar Handoyo.
Calon Bupati Lamongan pada Pilkada 2010 ini optimis tidak ada instruksi dari Presiden Jokowi untuk mendukung salah satu paslon, karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya memikirkan nasib masa depan Bangsa Indonesia.
Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya
"Program-program Jokowi diawasi oleh ormas Projo, mana yang efektif dan mana yang tidak efektif," tegasnya.
Saat ini jumlah pengurus Projo di Jatim ada 28 ribu orang yang sudah ber-KTA. Jumlah itu belum termasuk anggota yang tersebar di kabupaten-kota di Jatim.
"Relawan Projo yang ada di Jatim ratusan ribu. Mereka bergerak aktif di masyarakat. Mereka ini tulang punggung pemenangan Jokowi untuk periode ke-2," pungkas politisi senior PDIP tersebut. (mdr/ian)
Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News