JAKARTA(BangsaOnline)Partai koalisi di jajaran Jokowi-JK mulai gerah. Mereka mulai berteriak ke publik tentang ulah orang-orang di sekitar Jokowi. Politisi Partai Nasdem,
Despen Ompusunggu, dalam pernyataan tertulis, Senin (25/8/2014) mengingatkan agar presiden terpilih Joko Widodo
punya mekanisme pengawasan dan pola penindakan tegas terhadap seluruh Tim
Transisi pimpinan Rini Soemarno, guna mencegah praktik percaloan atau broker
proyek.
Menurut dia, sejumlah personil di Kantor Transisi Jokowi-JK tidak terlepas dari
kepentingan bisnis dan motif mengejar jabatan atau menempatkan orang.
"Sejak awal, saya sudah mengkritisi keberadaan Rini Soewandi yang memimpin
Kantor Transisi Jokowi, yang tidak terlepas dari dugaan kepentingan yang bisa
jadi terkait motif bisnis atau jabatan," ujar
Despen Ompusunggu. Rini dikenal sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputeri dan Jokowi.
Belakangan, lanjutnya, orang-orang tertentu yang kemudian dilibatkan di Pokja
(kelompok kerja) juga tidak steril dari kepentingan-kepentingan proyek.
Menurut pengurus DPP Partai Nasdem ini, ketatnya pertarungan untuk mendapatkan
posisi strategis di Pemerintahan Jokowi-JK telah melahirkan mentalitas calo dan
kreativitas para broker politik dengan pola transaksional sebagai imbalan
jabatan tertentu.
"Yang dimanfaatkan adalah keberadaan Kantor Transisi, serta jualan akses
kedekatan kepada Jokowi dan JK," tegasnya.
Dia juga yakin, praktik percaloan jabatan dan proyek melalui program yang
disusun di Kantor Transisi sangat mungkin berlangsung canggih karena
memboncengi program-program pilihan yang nantinya dieksekusi pemerintah, atau
melalui skema pelibatan dengan swasta.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Perekrutan terhadap orang-orang yang dilibatkan dalam Kantor
Transisi berjalan tidak transparan, berbau unsur KKN (korupsi kolusi
nepotisme), bahkan subjektif.
Karena ketatnya pertarungan untuk mendapatkan posisi strategis di Pemerintahan
Jokowi-JK, perekrutan macam begitu melahirkan mentalitas calo dan kreativitas
para broker politik dengan pola transaksional sebagai imbalan jabatan tertentu.
"Saya khawatir, kebaikan Jokowi mulai dimanfaatkan atau disalahgunakan
untuk kepentingan sempit, kepentingan pribadi maupun kepentingan
kelompok," ungkapnya.
Ditegaskan Despen, Kantor Transisi Jokowi yang kini sedang mempersiapkan aneka
program dan usulan nama-nama yang dianggap mumpuni mengisi jabatan menteri di
Kabinet Jokowi-JK, harus konsisten bekerja secara trasparan dengan penuh
integritas, sesuai visi-misi Jokowi-JK. Sekaligus, mampu mengelola berbagai
kepentingan, khususnya dari para pihak yang selama ini menjadi pendukung kemenangan
Jokowi-JK.
"Revolusi mental harus dimulai dari sekitar Jokowi-JK. Jangan misalnya
kita menggelorakan koalisi tanpa syarat, tetapi banyak syarat tersembunyi. Atau
jangan kita koar-koar membantu secara sukarela, tapi permintaan macam-macam
yang kemudian justru membebani dan menyulitkan posisi Jokowi," tegas
Despen.
Ia mensinyalir bahwa perekrutan terhadap orang-orang yang
dilibatkan dalam Kantor Transisi berjalan tidak transparan, berbau unsur KKN
(korupsi kolusi nepotisme), bahkan subjektif.
Karena ketatnya pertarungan untuk mendapatkan posisi strategis di Pemerintahan
Jokowi-JK, perekrutan macam begitu melahirkan mentalitas calo dan kreativitas
para broker politik dengan pola transaksional sebagai imbalan jabatan tertentu.
"Saya khawatir, kebaikan Jokowi mulai dimanfaatkan atau disalahgunakan
untuk kepentingan sempit, kepentingan pribadi maupun kepentingan
kelompok," ungkapnya.
Ditegaskan Despen, Kantor Transisi Jokowi yang kini sedang mempersiapkan aneka
program dan usulan nama-nama yang dianggap mumpuni mengisi jabatan menteri di
Kabinet Jokowi-JK, harus konsisten bekerja secara trasparan dengan penuh
integritas, sesuai visi-misi Jokowi-JK. Sekaligus, mampu mengelola berbagai
kepentingan, khususnya dari para pihak yang selama ini menjadi pendukung kemenangan
Jokowi-JK.
"Revolusi mental harus dimulai dari sekitar Jokowi-JK. Jangan misalnya
kita menggelorakan koalisi tanpa syarat, tetapi banyak syarat tersembunyi. Atau
jangan kita koar-koar membantu secara sukarela, tapi permintaan macam-macam
yang kemudian justru membebani dan menyulitkan posisi Jokowi," tegas
Despen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News