NGAWI, BANGSAONLINE.com - Jasa ojek online sudah mulai merambah wilayah Ngawi mulai awal 2018 ini. Seperti di daerah lainnya, beroperasinya ojek online di wilayah Ngawi juga menimbulkan pro-kontra maupun gesekan antara pengemudi ojek konvensional dan pengemudi becak motor (bentor).
Beberapa waktu lalu, sempat terjadi insiden, di mana ojek online ditabrak oleh sopir bentor disebabkan rebutan penumpang. Menyikapi hal ini, Kapolres Ngawi AKBP MB Pranatal Hutajulu bersama Dinas Perhubungan Pemkab Ngawi mengajak perwakilan komunitas ojek konvensional dan pengemudi bentor serta perwakilan dari jasa angkutan online untuk dialog.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Pertemuan yang dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Ngawi. "Sengaja acara FGD kita gelar agar ke depannya tidak ada permasalahan yang timbul akibat adanya angkutan online yang telah merambah wilayah Ngawi dan tidak terjadi seperti daerah lain," jelas Kapolres Ngawi di depan awak media Rabu (04/04).
Pantauan Bangsaonline.com. pertemuan ini dihadiri 4 komunitas ojek konvensional, 1 komunitas bentor, dan perwakilan dari jasa angkutan online. Pertemuan tersebut sempat diwarnai perdebatan antar perwakilan ojek konvensional dan bentor serta ojek online. Pengemudi bentor dan ojek konvesional meminta agar pengambilan penumpang oleh ojek online dibatasi.
Akhir dari pertemuan tersebut disepakati antar komunitas yang ada dengan perwakilan jasa angkut online. Yakni, ada beberapa titik untuk ojek online dilarang menaikkan penumpang. Selain itu, Dishub juga akan membatasi jumlah pengemudi angkut online, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
"Memang saat ini pengemudi jasa angkut online di wilayah Ngawi sudah mencapai seratus tiga puluhan dan dari Dinas Perhubungan Pemkab Ngawi akan membatasi hanya seratus lima puluh pengemudi motor maupun mobil. Untuk transportasi yang lagi booming ini, untuk online kita batasi biar tidak berkembang seperti daerah lain," terang Putut Yuliarto Kasie Dalops Dinas Perhubungan Ngawi pada BANGSAONLINE.com selesai acara.
Ia berharap pertemuan yang digelar di aula Polres Ngawi tersebut dapat mengurangi masalah yang timbul antar pengemudi jasa angkut yang beroperasi di wilayah Ngawi. "Acara FGD sendiri merupakan langkah preemtif yang dilakukan oleh Polres Ngawi guna menciptakan suasana yang kondusif," paparnya.
"Munculnya ojek online tetap kita jaga kondusifitas dari segala masalah yang akan timbul, maka kita adakan mediasi antar komunitas yang ada," timpal AKP Didik S, Kasat Binmas Polres Ngawi pada BANGSAONLINE.com. (nal/rev)
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News